Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trend Bergeser, Ketika Bisnis Sepeda Ratusan Juta Mulai Menurun dan Orang Beralih ke Padel

10 Agustus 2025   07:04 Diperbarui: 10 Agustus 2025   07:04 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga padel yang sedang trend (HelloDavidPradoPerucha/freepik) 

Kalau Anda perhatikan beberapa tahun terakhir, bisnis sepeda kelas premium --- yang harganya bisa sampai ratusan juta --- sempat naik daun banget. Banyak yang terjun ke sana, mulai dari penjual, produsen, sampai komunitas penggemar yang memuja sepeda sebagai gaya hidup. Tapi sekarang, entah kenapa, tren itu mulai menurun. Orang-orang mulai pindah ke olahraga baru yang sedang naik daun, namanya padel. Anda pernah dengar?

Padel? Olahraga mirip tenis tapi lebih sederhana dan asyik buat semua umur. Sekarang, lapangan padel makin banyak di kota-kota besar. Permintaan alat dan perlengkapan padel juga naik pesat, sampai bisnis yang dulu mengandalkan sepeda kelas atas harus mikir ulang strategi mereka.

Fenomena ini sebenarnya bukan cuma soal sepeda atau padel saja. Ini contoh nyata dari bagaimana tren dan selera pasar bisa berubah cepat, dan bisnis harus lincah, pakai perhitungan supaya tetap bertahan. Di artikel ini, Anda akan diajak melihat cerita di balik perubahan tren itu, sekaligus memetik hikmah dan insight yang bisa dipakai untuk menghadapi risiko bisnis, terutama di era yang serba cepat berubah seperti sekarang.

Cerita di Balik Bisnis Sepeda Ratusan Juta yang Mulai Lesu

Beberapa tahun lalu, sepeda premium jadi barang keren. Banyak orang mulai sadar pentingnya olahraga dan gaya hidup sehat. Ditambah pandemi yang memaksa orang keluar rumah sebisa mungkin dengan cara aman, sepeda jadi solusi sempurna. Harga sepeda yang sebelumnya "wow" malah jadi terasa wajar, bahkan jadi status sosial.

Ada kisah seseorang yang membuka toko sepeda premium. Awalnya dagangannya laris manis, sampai harus buka cabang. Tapi beberapa bulan terakhir, penjualannya mulai menurun. Pelanggan mulai berkurang, bahkan ada yang tanya tentang olahraga lain.

Kejadian ini bukan cuma dialami satu dua orang saja. Di beberapa kota besar, laporan penjualan sepeda kelas atas mulai turun. Padahal, produksi dan stok sudah cukup banyak. Ini jelas tanda bahwa "pasar" sudah mulai jenuh, atau mungkin ada sesuatu yang baru muncul dan menarik perhatian.

Padel: Olahraga Baru yang Menarik Perhatian

Padel, meskipun masih baru bagi sebagian besar orang Indonesia, ternyata sudah lama populer di beberapa negara Eropa dan Amerika Latin. Olahraga ini gampang dipelajari, tidak terlalu membutuhkan lapangan besar, dan bisa dimainkan secara santai maupun kompetitif.

Yang menarik, padel ini cocok untuk berbagai kalangan, dari anak-anak sampai lansia. Jadi, nggak heran kalau banyak tempat usaha mulai membangun lapangan padel, membuka sekolah atau klub, dan menjual perlengkapannya.

Misalnya, pemilik usaha lapangan padel di sebuah kota kecil mengungkapkan kalau dalam waktu satu tahun, permintaan lapangan dan peralatan naik drastis. Banyak komunitas baru bermunculan, bahkan yang tadinya tidak tertarik olahraga jadi penggemar berat padel.

Mengapa Tren Bisa Bergeser?

Kalau coba ditelaah dari sisi psikologi dan sosiologi, perubahan tren adalah hal yang sangat wajar. Manusia pada dasarnya mudah bosan dan selalu mencari sesuatu yang baru dan menarik. Ditambah lagi, ada faktor sosial di mana orang ingin "ikut arus" supaya tidak ketinggalan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun