Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selatan yang Berbeda

18 Maret 2021   14:43 Diperbarui: 18 Maret 2021   14:53 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggrek Merpati. Dokpri

Sudah saatnya kembali menyusuri selatan

Berjalan di atas guguran daun-daun
Menyelinap ke dalam kabut-kabut

Mungkin perjalanan akan ditemani seburung kecil bersayap kuning
Yang riang melompat ke dahan-dahan pohon jati

"Apakah kamu akan berada di selatan?" tanyaku

Setelah jalan yang menanjak, kabut akan semakin tebal
Dingin semakin senyap
Dan buku-buku jari akan mulai memeluk ketinggian

"Aku merindukan selatan," katamu

Mungkin kamu akan ke selatan
Ketika aku sudah menyusuri jalan yang menurun
Mendekati debur ombak, setelah meninggalkan pohon-pohon jati berdahan rendah
Tempat di mana aku melambai ke seburung bersayap kuning

Merindukan selatan memang bisa di mana saja
Di dekat pintu-pintu kaca
Atau di dekat jalan-jalan dengan penjual pisang yang berjajar-deret

"Aku mendugamu di ruang berpintu kaca," katamu

Pada hari ke tiga puluh, aku akan ke ruang berpintu kaca, menuang kopi dan mengaduk waktu menunggu ke selatan
Berjalan ke dalam kabut setelah melewati daun-daun yang berserak

Mungkin saatnya akan tiba nanti
Saat aku menuju ke selatan
Dan kamu juga menuju ke selatan

Melewati dan menuju ke arah selatan yang berbeda

| Kulonprogo | 17 Maret 2021 | 18.56 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun