Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perahu Telah Ditambatkan

15 November 2020   19:46 Diperbarui: 15 November 2020   20:39 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan sedikit keberuntungan
Kita bertukar kalimat-kalimat pendek

Dalam banyak keajaiban
Jalan-jalan pendek boleh disusuri
Pun bila sepuluh menit sudah terlalu lama

Selebihnya, kalimat-kalimat tanpa kata menyisip sepi
Lalu sunyi panjang merentang
Menyusur dinding-dinding waktu

"Aku akan ke selatan menanti dentang lonceng Natal," katamu memecah sunyi
Dalam riang yang tertahan

"Mampirlah," kataku terlambat
Seperti biasanya

Sebuah tawaran yang tidak akan terpenuhi
Sebuah harapan yang menanti waktu

"Mungkin Natal tiba lebih cepat tahun ini," senyummu mengabaikan tawaran

"Apakah kita pernah memiliki Natal?" tanyaku setawar air hujan di bulan November

Senyummu menghilang
Dan sesinar muram kutelusuri pelahan di matamu

"Nanti akan tiba malam Natal, saat lilin-lilin kecil boleh dinyalakan," semburat rona menghangat di kedua matamu
Hendak bercerita tentang malam Natal
Juga tentang lagu Malam Kudus yang memenuhi ruang

Genangan-genangan air hujan akan memantulkan lampu-lampu Natal di halaman gereja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun