Dengan sedikit keberuntungan
Kita bertukar kalimat-kalimat pendek
Dalam banyak keajaiban
Jalan-jalan pendek boleh disusuri
Pun bila sepuluh menit sudah terlalu lama
Selebihnya, kalimat-kalimat tanpa kata menyisip sepi
Lalu sunyi panjang merentang
Menyusur dinding-dinding waktu
"Aku akan ke selatan menanti dentang lonceng Natal," katamu memecah sunyi
Dalam riang yang tertahan
"Mampirlah," kataku terlambat
Seperti biasanya
Sebuah tawaran yang tidak akan terpenuhi
Sebuah harapan yang menanti waktu
"Mungkin Natal tiba lebih cepat tahun ini," senyummu mengabaikan tawaran
"Apakah kita pernah memiliki Natal?" tanyaku setawar air hujan di bulan November
Senyummu menghilang
Dan sesinar muram kutelusuri pelahan di matamu
"Nanti akan tiba malam Natal, saat lilin-lilin kecil boleh dinyalakan," semburat rona menghangat di kedua matamu
Hendak bercerita tentang malam Natal
Juga tentang lagu Malam Kudus yang memenuhi ruang
Genangan-genangan air hujan akan memantulkan lampu-lampu Natal di halaman gereja