Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Altar Paskah Hadir di Ruang-ruang Keluarga

12 April 2020   23:05 Diperbarui: 13 April 2020   15:00 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

"Paskah yang cukup emosional. Saya merayakan sendirian jauh dari keluarga. Tidak bisa pulang karena saya di kawasan red zone. Saat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya."

Veronica Verron juga berbagi perasaan, “Misa dengan rasa haru dan sedih. Haru karena masih diberi kesempatan ikut misa walau lewat gawai dan televisi, Dan sedih karena tidak bisa menerima Komuni, Dan untuk pertama kalinya ikut misa Paskah tanpa takut tidak kebagian tempat duduk.”

Lisbeth Ho turut antusias sekaligus sedih, “Paskah yang unik karena ucapan-ucapannya so inspiratif, baik telur, kelinci dan orang-orangnya pun ada yang diberi masker. Sepintas terasa jenaka namun mengharukan. Tetap hati kita penuh pujian dan syukur. Dalam segala keadaan dan situasi sulit sekalipun, kita masih bisa merenung, merayakan Paskah di rumah masing-masing peringatan kebangkitan Juru Selamat kita dengan segala kesederhanaan dan keterbatasannya saat ini. Kiranya sukacita sejati dan damaiNya memenuhi hati kita lebih dalam dan luas lagi.”

Bakti Purwaningsih Paais merasa tidak karuan, “Paskah kali ini kulalui dengan perasaan yang nano-nano. Campur aduk. Terharu, sukacita, rindu dan prihatin. 

Saya mengikuti ibadah live streaming berdua dengan anak saya. Dan suami di Balikpapan yang sedang bertugas di sana pun harus mengikuti ibadah seorang diri. Agar tidak kehilangan keseruan Paskah, sehabis ibadah saya ajak anak saya dan juga papanya via video call mencari telur yang saya sembunyikan di dalam rumah. Sedikit terhibur. Mudah2an pandemi covid ini segera berlalu. Selamat Paskah.”

Keseruan-keseruan dalam Keluarga

Disamping rasa prihatin dan kerinduan pada kebersamaan dengan umat yang lain, juga ada rasa takjub yang dirasakan sahabat yang lain. Baik karena situasinya yang khusus, atau karena pengalaman-pengalaman yang muncul secara tidak terduga pada situasi ini.

Benedikt Agung Widyatmoko mengungkapkan rasa takjub itu, “Paskah paling berkesan. Tidak dilaksanakan di gereja, di rumah saya justru bisa melaksanakan misa Minggu Palma, Ibadat Tri Hari Suci Paskah dan Jalan Salib ditemani anak dan istri. Dan saya yakin anak dan istri saya pada akhirnya mendengar sabda dan mengalami Kasih Tuhan Kita Yesus Kristus. Haleluya!”

Christopher Sutanto Prabowo Paskah juga menyampaikan kesannya, “Paskah yang tak terlupakan. Setiap rumah berubah jadi Gereja mini. Ada altar yang disiapkan dengan perasaan campur aduk. Sedih sekaligus membahagiakan. Keluarga menjadi lebih "hidup", mengambil perannya sendiri sendiri untuk menjadi saluran berkat satu sama lain. Jadi lebih memahami bahwa Tuhan ada di manapun. Menyertai setiap langkah kita dalam situasi yang teramat sulit sekalipun. Terpujilah Allah selama lamanya!”

Paskah yang tak terlupakan. Setiap rumah berubah jadi Gereja mini. Ada altar yang disiapkan dengan perasaan campur aduk. Sedih sekaligus membahagiakan. Keluarga menjadi lebih "hidup"

Evarista Christiana, seorang ibu yang tinggal di Banjarmasin, menulis, “Paskah kali ini tidak perlu buru-buru datang ke Gereja.Tidak perlu kapling-kapling bangku. Karena altar cantik ada di rumah kita masing-masing,  sesuai sabdaNya, "Karena dua atau tiga orang yg berkumpul maka Yesus hadir". Kebersamaan keluarga juga menjadi lebih erat dan indah. Selamat Paskah!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun