Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat dan kuat dengan tumbuh kembang yang sehat sesuai dengan tugas perkembangannya. Namun tidak bisa dipungkiri, tidak selamanya anak mau makan dengan lahap. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua terutama ibu.
Alih-alih menerapkan pola parenting VOC yang dianggap cenderung memaksa anak makan apapun caranya, seorang ibu harus berpikir kreatif bagaimana agar anaknya bisa makan lahap tanpa paksaan. Tentu saja agar tumbuh kembangnya tetap normal, tidak rentan penyakit dan tetap memiliki berat badan yang sehat.
Namun tidak jarang orang tua yang malas berkreasi. Mereka lebih memilih untuk membujuk anak dengan makan makanan tertentu demi agar anaknya mau makan. Sayangnya kadang itu kebablasan. Tanpa pikir panjang akibatnya, para ibu mengambil jalan pintas dengan memberikan makanan instan, makanan yang berpengawet, makanan yang hanya didapatkan di restoran, demi agar perut anaknya "kemasukaan" makanan.
Akibatnya, anak itu hanya mau makan makanan itu-itu saja. Bahkan ada yang sampai besar tidak mau makan nasi, maunya makan ayam goreng cepat saji dan mie instan untuk sarapan, makan siang dan makan malamnya. Setiap hari orang tuanya harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membuat anaknya makan karena tidak memiliki alternatif lain.
Dilema, saat penghasilan pas-pasan, kebutuhan terus meningkat, anak pun semakin besar. Kelebihan uang yang seharusnya dialokasikan untuk biaya pendidikan, malah habis untuk menjamin perut anak yang pilih-pilih makanan. Kalau sudah begitu salah siapa?
Membiasakan pola makan sejak dini
Dalam hal membiasakan pola makan, saya punya pengalaman menarik yang dialami sendiri. Pada kisaran usia dua tahunan anak saya memiliki kesulitan makan. Ini cukup mencemaskan, karena anak saya baru saja dilepaskan dari ASI. Otomatis khawatir jika asupan makanan dan gizinya berkurang.
Susu formula pun dia tidak suka, karena memang sejak awal saya tidak membiasakannya -- ingin ASI eksklusif tanpa tambahan sumber susu lain.
Bagi saya, anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah dengan rezeki yang mengikutinya. Saya sangat percaya, Allah telah membuat seorang ibu mampu memberikan kehidupan dari tubuhnya sendiri tanpa harus dibantu oleh tangan bahkan zat lain. Apalagi soal gizi bayi. Di dalam Air Susu Ibu sudah banyak zat gizi yang lengkap dan memang sangat cocok untuk pertumbuhan anak.
Ketika anak saya susah makan, saya pernah membujuknya makan vitamin penambah nafsu makan, juga memberinya minum madu tertentu yang diklaim memiliki khasiat meningkatkan nafsu makan pada anak. Sebagai seorang ibu, tentu saja saya begitu khawatir pada pertumbuhan dan perkembangan anak semata wayang saya.