Masih perlu lagikah saya ceritakan kisah perih remaja lain yang seringkali mendatangi saya begitu saja?Â
Pada akhirnya, memang ada di antara anak-anak remaja tersebut mampu bertahan dan melampaui kerentanan psikis di usia remaja ke arah kematangan kedewasaan.
Namun, tidak jarang di antara mereka yang tidak mempunyai daya tahan yang kuat,kemudian lari pada drugs, seks bebas, self harm, minuman keras, merokok, dan tindakan penyimpangan sosial lainnya dengan tendensi rasa ingin coba-coba.
Broken Home Bukan Berarti Broken Hope
Dalam satu momen sharing bersama beberapa remaja usia SMA, saya sempat melontarkan pertanyaan tentang apa yang paling dibutuhkan oleh remaja dalam masa pertumbuhan mereka, selain materi.Â
Tak lama kemudian, salah seorang remaja yang aktif beropini menjawab, "Mungkin, kami adalah anak broken home, tapi kami bukan anak broken hope".
Mungkin kita memang bukan orang tua yang sempurna. Kita adalah pembelajar. Dalam parenting, bukan soal seberapa jauh kita mengajar, tetapi bagaimana kita bersama-sama saling belajar.
Kepedulian kita pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia pubertas sangat dibutuhkan.Â
Sejauh yang saya tahu, anak-anak remaja seringkali memilih orang lain untuk menceritakan isi hati mereka. Mengapa? Ada yang berkata:
'Aku dah cerita tapi ga didengerin ko'
'Udah cerita ke ortu, tapi ga dipercaya'Â
Seberapa jauhkah kita menyadari bahwa keberadaan kita di tengah mereka sebagai orang tua adalah teman yang mereka butuhkan saat mereka ingin didengarkan? Bukan hanya sambil lalu, melainkan benar-benar mendengarkan.Â