Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ia Raja Pesisir, Aku Raja Pedalaman [Part 10: Dawn of A War]

26 Januari 2020   12:42 Diperbarui: 26 Januari 2020   12:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com | by. Rosie Hardy

"Pangeran Arye," lelaki muda yang umurnya tak jauh beda denganku kini berdiri di sebelah kananku.

"Aku tak pernah berharap menyuguhkan pemandangan mengerikan ini kepadamu, Puteri," kulihat dibalik baju zirahnya, tepat di lehernya, menggantung sebuah kalung perak dengan liontin yang tak asing bagiku.

Ya, itu huruf "A", liontin ibuku. Aubrey, nama ibuku. Jadi, dia yang selama ini mencuri dan menyimpan liontin itu? Aku ingat. Ya, dia yang saat itu datang ke rumah dan mengambil liontin yang seharusnya menjadi milikku. Kepunyaanku.

Angin berhembus dari arah lautan. Begitu panas hingga kulihat wajah Arye semakin memerah.

Ah, tunggu dulu, aku pernah melihat sorot mata itu. Di mana? Aku lupa, oh, dia... memiliki sinar mata yang sama dengan makhluk aneh yang sempat bertemu denganku dan Thea di rumah Tuan Dunberg.

"Sebentar lagi, Puteri... Hanya dalam hitungan detik. Aku akan menguasai segalanya," bisik Pangeran Arye dekat ke telingaku.

Apa maksudnya? Apa maksudnya ia akan menguasai segalanya?

Terompet dan genderang perang telah berbunyi. Langit makin memerah. Angkasa berubah dari awan biru menjadi merah, semerah darah. Petir besar membelah cakrawala, dari arah Timur ke Barat, guntur mengelegar bersahutan, membahanakan semesta yang marah, tertikam durjana.

Lalu datang ombak yang sangat tinggi, hendak menghempas seluruh isi lautan. Gemuruh ombak bergulung mengikuti angin yang terasa kian panas. Seketika, muncullah seekor naga besar dari dalam lautan, terbang melayang di ketinggian langit merah.

Naga itu ditunggangi seseorang yang serupa monster, bertubuh manusia, dengan wajah yang mengerut di bagian dahinya. Dan ada dua tanduk kecil muncul  menghiasi bagian kanan dan kiri kepalanya.

"Aaaaarrrrrghhhh," seru makhluk itu begitu kencangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun