Mata Ayah di balik kacamata beningnya perlahan berubah menjadi merah. Bukan karena ingin menangis. Tapi benar-benar merah. Hampir seperti nyala api. Aku seperti sedang berhadapan dengan seseorang yang bukan Ayahku.
*Solo, saatnya mengunjungi dimensi imajiner.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!