Setiap jum'at setelah salat subuh, anggota Majelis Taklim Asy-Syahriyyah memberikan bantuan berupa bahan makanan atau kebutuhan pokok kepada jamaah shalat subuh di masjid-masjid sekitar.Â
Hal ini mencerminkan salah satu ajaran Islam yang menganjurkan sedekah di waktu subuh, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah:
"Setiap pagi, dua malaikat turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang bersedekah.’ Dan yang satunya lagi berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang menahan hartanya.’" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan adanya kegiatan sedekah jum'at subuh ini, membuat masyarakat sekitar menjadi semangat juga untuk salat subuh berjamaah di masjid, meskipun kegiatan ini masih seminggu sekali di hari jum'at. Semoga bisa memberikan sedekah subuh setiap hari, dengan begitu dari gerakan ini secara tidak langsung juga ikut memakmurkan masjid dengan banyaknya jama'ah yang salat berjamaah.
Perjalanan Penuh Ujian: Semangat Tak Kenal Lelah
Perjalanan Majelis Taklim Asy-Syahriyyah bukanlah tanpa rintangan. Mutmainah, S. Pd. sendiri pernah mengalami musibah, ketika ia mengalami patah tulang dan harus menjalani operasi. Selama masa pemulihannya, ia harus beraktivitas dengan menggunakan pen di tubuhnya.Â
Namun, semangatnya untuk terus menjalankan majelis taklim dan mengurus sampah tidak pernah pudar. Dengan keterbatasannya, ia tetap memastikan semua kegiatan berjalan dengan baik, dibantu oleh anggota majelis yang begitu solid dan penuh kepedulian.
Ketika tubuhnya masih dalam masa pemulihan, ia tetap menggerakkan keluarga bahkan suami dan anak-anaknya beserta ibu-ibu lainnya untuk terus mengumpulkan sampah, memilahnya, dan menjualnya demi keberlanjutan majelis.Â
Ia juga terus mendampingi berbagai kegiatan, meski harus menahan rasa sakit dan keterbatasan geraknya. Dukungan dari suami, orang tua, anak-anak, keluarga lainnya, dan para anggota majelis menjadi sumber energi baginya, menunjukkan bahwa komunitas yang dibangun dengan niat baik akan selalu memiliki kekuatan untuk bertahan di tengah ujian.
Selain itu semangatnya belajar juga menginspirasi orang sekitarnya, di usianya yang ke 40 tahun beliau mampu menyelesaikan studi Sarjana Pendidikan Agama Islam, dan masih terus belajar di LBIQ Jakarta, dan Guru-guru di sekitarnya.