Di tengah gemerlap kehidupan urban yang serba cepat, terdapat sosok inspiratif yang menghidupkan semangat berbagi dan kepedulian di tengah masyarakat.Â
Mutmainah, S.Pd., seorang ibu rumah tangga yang juga seorang guru ngaji, telah menciptakan gerakan yang tidak hanya memberdayakan perempuan di lingkungannya tetapi juga memberikan manfaat luas bagi masyarakat.Â
Dengan dukungan dari suami, orang tua, anak-anak, keluarga terdekat, dan tetangga dekat lainnya, ia membentuk Majelis Taklim Asy-Syahriyyah yang berlokasi di jalan H. Gaim Petukangan Utara --- yang unik, yakni majelis taklim ini sebagian besar dibiayai dari hasil penjualan sampah daur ulang dan minyak jelantah, dan bantuan infak sukarela para anggota dan donatur.
Majelis Taklim yang Hidup dari Sampah
Majelis Taklim Asy-Syahriyyah memiliki pendekatan unik dalam menghidupi kegiatannya. Plastik bekas, botol, kardus, kertas, dan minyak jelantah yang sering dianggap tidak bernilai, justru menjadi sumber utama pendanaan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.Â
Berawal dari hanya beranggotakan keluarga dan beberapa tetangga terdekat yang tergabung dalam majelis ini mengumpulkan, memilah, dan menjual sampah tersebut. Dana yang terkumpul digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan, mulai dari sedekah subuh, pelatihan hadroh bagi anak-anak, seminar edukasi seperti kanker serviks, pelatihan tata rias (MUA), hingga pelatihan pemuliaan jenazah.
Selain dari hasil daur ulang, majelis ini juga menerima infak dari para anggotanya. Anggota Majelis Taklim Asy-Syahriyyah berasal dari berbagai latar belakang, ada yang full-time ibu rumah tangga, ada yang menjadi guru ngaji, hingga yang bekerja membantu di rumah tetangga. Kesamaan mereka adalah semangat untuk belajar dan berbagi manfaat.
Pelatihan Hadroh: Menjaga Tradisi Islam dan Menjauhkan Anak dari Ketergantungan Gawai
Majelis Taklim Asy-Syahriyyah tidak hanya fokus kepada pemberdayaan kaum perempuan tetapi juga bermanfaat untuk anak-anak sekitar, yaitu dengan diadakannya pelatihan hadroh bagi anak-anak, yang kegiatannya rutin dilakukan setiap hari sabtu, dengan mendatangkan guru yang profesional dibidangnya.Â
Berawal dari mencicil membeli alat hadroh, yang di awal sebagian besar alat dibeli dengan tambahan uang pribadi beliau, sampai akhirnya mendapat dukungan alat dari Pemda DKI, dan sebagian alat yang lama disumbangkan ke majelis taklim sekitar.