Ramadan kali ini menyuguhkan pengalaman yang jauh melampaui rutinitas puasa.
Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, saya memutuskan untuk menantang diri, merangkul peluang untuk tumbuh dan berdaya.Â
Memperdalam lagi tentang accounting software, dunia yang saya tekuni kembali meskipun hanya sebatas freelance, merintis jalan sebagai konten kreator, dan ikut program Narative di Kompasiana.
Setiap hari di Ramadan adalah lembaran baru untuk belajar. Saya menyadari, batasan usia dan status bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu.Â
Buku-buku yang lebih banyak dibaca, artikel-artikel yang saya tulis di Kompasiana, semuanya menjadi sarana untuk memperluas cakrawala dan mempertajam pikiran.Â
Ramadan menjadi madrasah kehidupan, tempat saya belajar tentang disiplin, ketekunan, dan keberanian untuk mencoba hal baru.
Pekerjaan rumah tangga, yang sebelumnya terasa monoton, kini dijalani dengan penuh kesadaran.Â
Saya belajar untuk hadir sepenuhnya di setiap momen, menikmati kebersamaan dengan keluarga, dan menemukan keindahan dalam kehangatan.Â
Mindfulness menjadi kompas yang menuntun langkah, membantu saya untuk lebih fokus dan menghargai setiap detik kehidupan.Â
Saya belajar untuk melihat setiap tugas sebagai kesempatan untuk melatih kesabaran dan keikhlasan.
Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini mengingatkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana untuk membersihkan jiwa dan meningkatkan ketakwaan.Â
Ramadan adalah madrasah jiwa, tempat kita belajar mengendalikan diri, menumbuhkan empati, dan memperkuat iman.Â
Qiyamul lail, tadarus Al-Qur'an, dan dzikir menjadi penyejuk hati, memberikan ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan.
Dalam kesibukan belajar dan berkarya, saya merasakan energi dan inspirasi yang luar biasa. Puasa melatih disiplin, qiyamul lail menenangkan hati, dan tadarus Al-Qur'an menyejukkan jiwa.Â
Semua itu menjadi modal berharga untuk menjalani kehidupan dengan lebih bermakna. Saya belajar untuk mensyukuri setiap nikmat, sekecil apapun itu, dan menjadikan setiap aktivitas sebagai ibadah.
Ramadan ini, saya menyadari bahwa pertumbuhan diri adalah perjalanan yang berkelanjutan.Â
Setiap tantangan adalah peluang untuk berkembang, setiap kesalahan adalah pelajaran untuk memperbaiki diri.Â
Saya belajar untuk menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan, dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga Ramadan kali ini menjadi titik awal bagi perubahan yang lebih baik, tidak hanya di bulan suci ini, tetapi juga di hari-hari mendatang.Â
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus bertumbuh dan berdaya, serta menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI