Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal Kucing

26 Juli 2025   23:58 Diperbarui: 26 Juli 2025   23:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah kucing bersedia jadi tumbal? (Sumber gambar: pixabay/Daga Roszkowska) 


Mengapa mereka membawa kucing-kucing dalam kandang itu ke halaman rumah kosong?

Aku awalnya tak tahu keberadaan akan kucing-kucing itu. Hanya aku sering mendengar suara meongan kucing yang memelas.

Setiap mendengar meongan itu kupingku langsung waspada. Apakah ada kucing-kucingku yang sedang mengalami masalah?

Rupanya kucingku baik-baik saja. Mereka asyik bergelimpangan di teras setelah kenyang. Ada juga yang asyik memporak-porandakan kebun kecil di teras.

Akhirnya aku tahu dari mana asal suara meongan  yang memelas itu. Astaga itu dari kandang-kandang kucing yang ditaruh di halaman rumah.

Setahuku rumah itu sudah kosong dua tahunan. Atau mungkin lebih. Rumah itu dijual dan belum laku-laku. Mungkin karena rumahnya terlalu besar atau harga jualnya yang kemahalan.

Terdengar desas-desus rumah itu angker. Ada penghuninya dalam wujud serem. Mungkin hantu di seberang rumah tersebut yang juga rumah kosong pindah ke sana. Entahlah.

Awalnya aku tak paham mengapa mereka menaruh kucing-kucing itu dalam kandang di halaman rumah mereka. Hanya yang membuatku geram, kucing itu jarang diberi makan. Hanya ditengok sesekali dalam seminggu.

Kemudian entah bagaimana salah satu kucing itu kabur. Rahasia mereka tak sengaja ketahuan. Mereka menaruh banyak kucing di rumah kosong dengan tujuan mengusir sosok seram di rumah.

Duh mereka jadi tumbal ya? Tumbal kucing? Astaga kasihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun