Aku masih dalam aku yang belum mengenal siapa aku,
mengenalmu adalah kebangkitan dalam hidupku.
Semua orang menamaiku dewi, namun kau memanggilku sayang
Demokrasi kadang sesederhana itu.
Luka ini bukan tentang goresan atau pun tentang darah,
tetapi sayang luka ini adalah luka dalam sunyi.
Cinta yang kau dendangkan diiringi tawa pun air mata.
Pernah kucoba mendepak kenanganku bersamamu,
tak sedikitpun beringsut,
malah semakin memelukku dalam kalut.
Kita, seolah dalam nasib yang sama namun tak bersama...
Mungkin rinduku telah tersesat menujumu,
terhadang bukit-bukit itu.
Barangkali tak kau sadari,Â
kusimpan rapi puing-puing kenangan yang gugur bersama lepasnya genggaman.
Kala cinta menyingkap malam, kusimak rindu meniti waktu,
jalan berlulur sendu menujumu
dan
Kau pukul mundur pasukan rinduku ke balik bukit
#lupa ngutip dari mana hihihi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI