b. strategi kognitif
Strategi kognitif melibatkan pengubahan pola pikir terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang terjadi. Tujuannya untuk membuat seting seolah-olah masalah utamanya terselesaikan sehingga emosi negatif dapat mereda.Â
Misalnya dengan menganggap bahwa sahabat yang sedang bertengkar dengan kita bukan lah orang yang penting dalam kehidupan kita, atau dengan menganggap situasi yang terjadi tidak akan berpengaruh apapun pada dunia. Cara ini dapat mengurangi ancaman yang dirasakan dengan mengubah makna dari situasi yang terjadi atau disebut dengan cognitive reaappraisal.
Coping yang dilakukan setiap orang akan berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Ketika dihadapkan pada situasi stresful, kebanyakan orang menggunakan kombinasi antara problem dan emotion focused coping.
Cara yang paling efektif dari strategi coping adalah dengan mencari dukungan sosial-emosional dari orang lain, baik untuk menyelesaikan dampak emosional maupun untuk menyelesaikan masalah utama. Penelitian membuktikan bahwa orang yang berinteraksi secara rutin dengan teman atau keluarga yang suportif menunjukkan lebih sedikit reaktivitas neurologis dan kortisol saat berhadapan dengan stresor.Â
Penelitian lain menunjukkan bahwa orang dewasa yang besar dalam keluarga yang suportif menunjukkan lebih sedikit reaktivitas di bagian otak tertentu saat melihat foto yang provokatif. Hal ini menunjukkan bahwa respon neurologis mereka terhadap stres dari lingkungan lebih baik.
Dukungan sosial bukan persoalan banyaknya orang yang terlibat, melainkan seberapa besar kualitas hubungan dan dukungan yang diberikan. Terkadang orang-orang di sekitar kita merupakan sumber stres juga. Maka, penting untuk memilih lingkungan sosial yang baik untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mental kita.
Jakarta, 01 September 2020