Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Pacitan ~ Surakarta

My random brain dump with real facts. Happy reading!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dari Tabungan Emas, Saya Belajar Arti Berbagi

25 Juni 2025   22:39 Diperbarui: 25 Juni 2025   22:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menabung emas adalah keputusan keuangan terbaik yang pernah saya lakukan beberapa tahun terakhir. Tapi siapa sangka, dari kebiasaan yang awalnya saya niatkan hanya untuk mengamankan nilai uang, ternyata malah membuka pemahaman baru bahwa menabung bukan cuma soal cuan, tapi juga bisa jadi jalan untuk berbagi.

Saya mulai menabung emas di Pegadaian sejak tahun 2021. Waktu itu, saya masih belum terlalu paham konsep investasi. Tapi saya tahu satu hal bahwa uang yang ditabung dalam bentuk tunai sering kali "habis sendiri" tanpa saya sadari. Ketika saya mengenal Tabungan Emas Pegadaian yang memungkinkan saya beli emas mulai dari nominal kecil, saya langsung tertarik. Rasanya seperti menabung, tapi lebih aman dari inflasi.

Setiap minggu, saya menyisihkan sebagian dari penghasilan lepas saya ke dalam akun tabungan emas. Tak besar, mungkin hanya sekitar Rp50.000 sampai Rp100.000. Berawal dari kecil perlahan jumlahnya pelan-pelan bertambah. Emas itu saya anggap sebagai tabungan masa depan, mungkin untuk biaya pernikahan, atau cadangan dana saat darurat.

Namun, titik balik pemahaman saya tentang emas terjadi saat saya membaca salah satu laporan tahunan dari Pegadaian. Di situ disebutkan bahwa sebagian keuntungan usaha disalurkan untuk program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL Pegadaian). Saya jadi tahu, ternyata aktivitas saya yang kelihatannya kecil, menabung emas, sebenarnya ikut berkontribusi ke dalam gerakan sosial yang lebih besar.

Ada sesuatu yang hangat di hati saat tahu bahwa perusahaan tempat saya menabung emas juga menjalankan banyak kegiatan sosial. Saya melihat Pegadaian mendukung UMKM, melakukan edukasi keuangan di desa-desa, bahkan menanam ribuan pohon untuk pelestarian lingkungan. Rasanya seperti saya bukan cuma menabung untuk diri sendiri, tapi juga secara tidak langsung ikut menanam kebaikan.

Satu Gram Emas, Banyak Manfaat

Saya ingat betul salah satu momen yang cukup berkesan. Saat keponakan saya masuk SMP, ada biaya seragam dan perlengkapan sekolah yang cukup besar. Orang tuanya kebetulan sedang kesulitan. Tanpa pikir panjang, saya jual sebagian kecil tabungan emas saya di aplikasi Pegadaian. Prosesnya cepat dan sederhana. Dalam waktu kurang dari satu jam, dana sudah masuk ke rekening dan langsung saya transfer ke kakak saya.

Saya tidak merasa rugi sama sekali. Justru saya merasa sangat bersyukur, karena di saat dibutuhkan, saya bisa membantu. Kebetulan saya dan orang tuanya keponakan say aini terbilang dekat dan saling membantu. Dari situ, saya mulai memandang tabungan emas bukan hanya sebagai instrumen keuangan, tapi juga sebagai sumber daya untuk berbuat baik.

TJSL Pegadaian dan Rasa Percaya

Yang membuat saya makin yakin untuk terus menabung emas di Pegadaian adalah keseriusan mereka menjalankan program TJSL. Tidak sekadar formalitas atau pencitraan, tapi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. Saya sempat membaca tentang program pemberdayaan perempuan berbasis ekonomi yang mereka jalankan di beberapa wilayah. Juga pelatihan kewirausahaan untuk pelaku UMKM.

Hal-hal seperti ini jarang kita pikirkan ketika membahas soal tabungan emas. Tapi ternyata ada benang merahnya. Ketika perusahaan tempat kita menabung emas menjalankan bisnis dengan prinsip keberlanjutan dan kepedulian sosial, maka sebagai nasabah, kita juga ikut ambil bagian dalam dampaknya.

Menurut saya, ini yang membuat konsep menabung emas menjadi lebih dari sekadar urusan pribadi. Ia menjadi jembatan antara keuangan dan kemanusiaan. Dan inilah yang perlahan-lahan saya rasakan selama beberapa tahun terakhir, yaitu ada rasa keterlibatan dalam sesuatu yang lebih besar.

Menabung Itu Boleh Egois, Tapi Jangan Lupa Peduli

Saya tidak pernah menganggap diri saya dermawan. Saya menabung karena saya ingin aman secara finansial. Tapi seiring waktu, saya belajar bahwa tidak ada yang salah dengan memikirkan masa depan diri sendiri, selama tidak lupa membuka mata pada sekitar.

Melalui tabungan emas, saya merasa bisa melakukan keduanya. Saya menjaga stabilitas keuangan pribadi, sekaligus punya sumber daya darurat yang bisa digunakan untuk menolong orang lain. Dan ketika tahu bahwa Pegadaian menjalankan TJSL Pegadaian secara serius, saya merasa lebih tenang dan bangga menjadi bagian dari sistem itu.

Saya pikir, di tengah dunia yang semakin serba digital dan individual, konsep berbagi lewat instrumen keuangan seperti ini patut kita sebarkan. Karena ternyata, emas tidak hanya berkilau di dalam brankas atau aplikasi. Ia bisa bersinar di dalam hidup orang lain, lewat bantuan yang datang di saat yang tepat.

***

Menabung emas mengajarkan saya banyak hal. Soal disiplin, soal menghargai uang, dan yang paling penting adalah soal empati. Bahwa apa yang kita simpan hari ini bisa jadi pertolongan untuk orang lain esok hari.

Dan itu semua tidak saya sadari sejak awal. Tapi Pegadaian, lewat program dan nilai-nilainya, perlahan membuka mata saya bahwa ada cara untuk membuat tabungan punya makna yang lebih luas. Buat saya, inilah cara paling sederhana namun bermakna untuk mengEMASkan Indonesia, yaitu dengan menyisihkan sebagian rezeki kita, dan membiarkannya bersinar bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk sesama.

blogcompetition, cerita cuan 2025, masih cerita cuan 2025 hari 2, tjsl pegadaian

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun