Saya tidak pernah menganggap diri saya dermawan. Saya menabung karena saya ingin aman secara finansial. Tapi seiring waktu, saya belajar bahwa tidak ada yang salah dengan memikirkan masa depan diri sendiri, selama tidak lupa membuka mata pada sekitar.
Melalui tabungan emas, saya merasa bisa melakukan keduanya. Saya menjaga stabilitas keuangan pribadi, sekaligus punya sumber daya darurat yang bisa digunakan untuk menolong orang lain. Dan ketika tahu bahwa Pegadaian menjalankan TJSL Pegadaian secara serius, saya merasa lebih tenang dan bangga menjadi bagian dari sistem itu.
Saya pikir, di tengah dunia yang semakin serba digital dan individual, konsep berbagi lewat instrumen keuangan seperti ini patut kita sebarkan. Karena ternyata, emas tidak hanya berkilau di dalam brankas atau aplikasi. Ia bisa bersinar di dalam hidup orang lain, lewat bantuan yang datang di saat yang tepat.
***
Menabung emas mengajarkan saya banyak hal. Soal disiplin, soal menghargai uang, dan yang paling penting adalah soal empati. Bahwa apa yang kita simpan hari ini bisa jadi pertolongan untuk orang lain esok hari.
Dan itu semua tidak saya sadari sejak awal. Tapi Pegadaian, lewat program dan nilai-nilainya, perlahan membuka mata saya bahwa ada cara untuk membuat tabungan punya makna yang lebih luas. Buat saya, inilah cara paling sederhana namun bermakna untuk mengEMASkan Indonesia, yaitu dengan menyisihkan sebagian rezeki kita, dan membiarkannya bersinar bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk sesama.
blogcompetition, cerita cuan 2025, masih cerita cuan 2025 hari 2, tjsl pegadaian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI