Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Mata Sabrina

22 Februari 2017   11:12 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:30 3129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan itu menggugu. Meremas-remas lututnya.

“Kaki ini merenggut nyawanya. Dia menyukai gerakan memutarku, seperti ini….”

Sabrina menggerakkan tubuhnya. Merentangkan tangan, mengangkat salah satu kakinya, melompat, memutar. Ia melakukannya berulang kali, menghalau titik-titik hujan, dengan mata yang tak henti menatapku.

Ia terus memutar tubuhnya. Melompat. Aku menjadi khawatir. Tarian itu dilakukannya dengan bertelanjang kaki, yang mulai berdarah di setiap ujungnya.

“Berhenti, Sabrina!”

Aku memeluknya. Membiarkan dirinya mengurai rasa bersalah pada bahuku. Ia menangis sejadi-jadinya, seperti anak kecil yang kehilangan boneka kesayangannya.


“Sudah saatnya kau melepas masa lalu.”

“Aku tak bisa lakukan itu.”

“Tak bisakah aku menggatikannya?”

Sabrina melepaskan pelukanku. Menatapku.

“Kau telah menarikku ke masa lalu! Kau mengacaukan hidupku!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun