Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Mata Sabrina

22 Februari 2017   11:12 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:30 3129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kataku palsu.

***

Sejak malam purnama itu, aku tak melihatnya lagi. Di toko buku, di seberang jalan, di warung kopi, senyum itu lenyap. Aku memilih untuk menunggunya di warung kopi di mana aku menemukan matanya untuk pertama kali.

Aku memandang ke arah jendela. Telusuri jejak matanya. Berharap temukan jawab keberadaan dirinya. Nihil. Bangku kayu pun kosong. Biasanya perempuan bermata biru telaga ada di sana.

“Kau merindukan Sabrina?”

Laki-laki paruh baya sodorkan kopi untuk ketiga kalinya. Ia melepas topi, meletakkannya di atas meja di sebelah cangkirku.


“Bolehkah aku duduk di sini?”

“Tentu saja.”

Tidak ada alasan untuk menolak permintaannya. Aku hanya pengunjung, bukan pemilik sepertinya.

“Kau lama-lama menyerupai dirinya.”

“Sabrina?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun