Tingkatan Keyakinan kepada Tuhan
Tingkatan keyakinan kepada Tuhan menggambarkan seberapa dalam dan matang keimanan seseorang terhadap Tuhan. Dalam berbagai tradisi keagamaan dan spiritualitas, tingkatan ini bisa dijelaskan dalam beberapa cara. Secara umum, berikut adalah tingkatan keyakinan kepada Tuhan yang dapat digunakan secara lintas agama.
Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah Swt. Di dalam Ilmul Yaqin segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta'ala.
Ilmul Yaqin:Â
Ilmu al yaqin itu adalah keyakinan akan keberadaan Allah swt berdasar ilmu pengetahuan tentang sebab akibat atau melalui hukum kausalita, seperti keyakinan dari para ahli ilmu kalam. Misalnya apa saja yang ada di alam semesta ini adalah sebagai akibat dari sebab yang telah ada sebelumnya. Sedangkan sebab yang telah ada sebelumnya yang juga merupakan akibat dari sebab yang sebelumnya lagi, sehingga sampai pada satu sebab yang tidak diakibatkan oleh sesuatu sebab, yang disebabkan penyebab pertama atau causa prima. Dan itulah Tuhan.
Allah Ta'ala menyebutkan tentang ilmul yaqin dalam firman-Nya, "Janganlah begitu. Jika kalian mengetahui dengan pengetahuan ainul yaqin." (QS At-Takatsur: 5)
Contohnya :
- Memahami bahwa Allah itu ada dan memiliki sifat-sifat tertentu berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis.
- Mengetahui bahwa amal baik akan mendapatkan pahala berdasarkan ajaran Islam.
Ainul Yaqin:
Dalam kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Atoilah Asyakandari disebut syu'aaul bashiirah atau cahaya akal. Ainul Yaqin ialah orang-orang yang menggunakan nurul ilmu, merasa dirinya tidak ada jika dibandingkan dengan adanya Allah SWT. Ainul Yaqin disebut juga ainul bashiirah atau cahaya ilmu. Ainul yaqin artinya adalah keyakinan yang merupakan hasil dari pengamatan dan persaksian. Ainul yaqin lebih kuat lagi sifatnya daripada ilmul yaqin karena seseorang sudah menyaksikannya sendiri.
Firman Allah 'Azza wa Jalla mengenai ainul yaqin terdapat dalam ayat,
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin." (QS At-Takatsur: 7)