Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prajurit

19 September 2021   14:44 Diperbarui: 19 September 2021   14:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepertinya ibu kelihatan gelisah dan berada di alam kecemasan. Wajahnya pucat.

"Ibu sakit?"

"Tidak nak. Ada yang ingin ibu bicarakan pada kamu. Ibu sudah tidak tahan lagi dengan rahasia yang ibu pendam tentang ayah. Kamu sudah besar dan akan memahami keadaan ayah sebenarnya. Tapi..."

"Tapi kenapa bu? Aku sudah punya firasat kalau ibu menyembunyikan sesuatu tentang ayah dariku sejak dulu. Ceritakanlah bu, aku sudah siap untuk mendengarkannya." Desakku.

Segerombolan angin yang masuk tadi tiba-tiba ke luar kamarku semuanya. Sepertinya mereka memahami suasana antara aku dan ibu di kamarku yang akan membicarakan hal penting tentang ayah. Namun ibu hanya diam. Tertunduk dan menangis.

"Maafkan aku, mas. Aku langgar sumpahmu."

"Ibu menangisi ayah lagi? Ibu mengharapkan ayah pulang tiba-tiba? Mengapa bu?"

"Ayahmu seorang tentara. Ayahmu adalah ayah terbaik dan ibu sudah berjanji pada ayahmu tidak akan menceritakan tentang dirinya kepadamu. Ayahmu takut sewaktu-waktu dia benar-benar tidak kembali ke rumah ini. Jadi kita sudah siap untuk ditinggalkan kalau ada apa-apa dalam tugasnya."

"Jadi...  Mengapa ibu merahasiakannya dariku?"

"Itu permintaan ayahmu dan ibu sudah berjanji. Tapi sekarang ibu tidak tahan lagi melihatmu membenci ayahmu sendiri."

"Lalu ayah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun