Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siasat Perempuan Diasporik dalam Novel Almost a Woman

23 Februari 2023   00:14 Diperbarui: 23 Februari 2023   00:17 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaum imigran Puerto Rico di AS banyak tinggal di Spanish Harlem dan bekerja di pabrik. Foto tahun 1955 di New York. Sumber: Getty Images/ancestry.com

Mami mempraktikkan mimikri terhadap budaya baru yang sesuai, tanpa meniadakan budaya ibu yang masih memberi manfaat. Meski makanan tradisional hanya disajikan di ruang makan, setidaknya, Mami bisa menghubungkan anak-anaknya dengan budaya Puerto Rico. 

Ia juga mempersiapkan anak-anaknya dengan makanan Amerika sebagai strategi untuk hidup bersama komunitas induk. Meski tinggal di tempat baru, bukan berarti ia meninggalkan budaya ibu sepenuhnya.

Meskipun Negi dan adiknya lebih menyukai makanan Amerika, mereka tidak bisa menolak keinginan Mami untuk mengonsumsi makanan tradisional Puerto Rico. Walaupun hidup Negi di Amerika untuk sebagian besar hidupnya, Mami masih membiasakannya untuk tidak sepenuhnya terpisah dari budaya Puerto Rico. 

Tak heran, dalam setiap belanja bulanan, Mami selalu membeli bahan-bahan khas Puerto Rico, seperti sekarung besar nasi putih, kacang-kacangan, kaleng saus tomat, bawang merah, bawang putih, paprika hijau, oregano segar, recao untuk sofrito, Bustelo, gula, dan susu uap (Santiago, 2012: 61-62). 

Bagi Mami, keberadaan makanan Puerto Rico menjadi mata rantai material yang menghubungkan keluarganya dengan warisan budaya dan masyarakat asal karena mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk sering mengonsumsinya. 

Oleh karena itu, pangan dapat menjadi alat yang berguna bagi para pendatang untuk menjaga identitas budaya dan keterkaitannya dengan komunitasnya serta memberikan rasa berakar ke tanah air.

Selain itu, makanan lokal Puerto Rico dipengaruhi oleh keragaman kultural dan gaya hidup pedesaan yang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kuliner Spanyol, Afrika, Taino, dan Amerika (Rodriguez, 2013: 1). 

Beruntung di AS para imigran masih bisa membeli bahan makanan khas Puerto Rico dengan mudah, sehingga mereka tetap bisa merasakan suasana kuliner seperti di tanah air dan menemukan makna 'rumah' di masyarakat induk. Peran makanan tradisional tertentu dalam perpindahan menjadi sangat penting. 

Pengalaman inderawi dan emosional yang dipicu oleh bau, suara, warna dan tanda yang ada di toko-toko imigran adalah isyarat ingatan yang kuat (Holtzman, 2006). Pangan merupakan pengingat akan tanah air dan aspek penting dalam pengalaman konsumsi karena terdiri dari sekumpulan produk dan tindakan yang mencerminkan budaya, nilai, identitas, dan etnis (Garzone, 2017: 214). 

Mengkonsumsi makanan yang familiar dapat memberikan kemungkinan untuk merasakan berpindah ke rumah sendiri (Sutton, 2001: 82). Geografi emosional tentang pengungsian seperti itu merupakan bagian penting dari bagaimana imigran mengalami kehidupan sehari-hari dan membangun diri diasporik mereka.

Melalui rasa dan aroma, makanan Puerto Rico menciptakan ruang di mana rumah dapat diciptakan-kembali dalam keadaan diaspora yang dapat menyebabkan rasa rindu terhadap rumah asal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun