Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siasat Perempuan Diasporik dalam Novel Almost a Woman

23 Februari 2023   00:14 Diperbarui: 23 Februari 2023   00:17 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaum imigran Puerto Rico di AS banyak tinggal di Spanish Harlem dan bekerja di pabrik. Foto tahun 1955 di New York. Sumber: Getty Images/ancestry.com

Aksen terikat dan berkontribusi pada masalah yang lebih besar, ketika aksen bahasa Inggris regional dan internasional diejek dan dilecehkan. Aksen yang benar, secara kritis, dapat dibaca sebagai penanda superioritas kulit putih Amerika yang menentukan kehidupan dan masa depan subjek diasporik. 

Kemungkinan kecil seseorang mendapatkan pekerjaan tertentu bukan hanya dipengaruhi kecerdasan atau kesesuaian, alih-alih karena aksennya. Karena kepentingan praktisnya, Negi perlu mengubah aksen Puerto Rico-nya. Ia percaya stigma tentang aksennya sampai-sampai ia sendiri merasa tidak percaya diri dengan caranya berbicara. 

Dalam hal ini, menghilangkan aksen merupakan salah satu cara agar Negi dapat diterima di sekolahnya. Namun demikian, dengan melakukan hal tersebut, membuatnya mudah dikendalikan oleh masyarakat tuan karena ia terlihat mengikuti cara bicara mereka.

Setiap individu memiliki aksen yang merepresentasikan dan mengidentifikasi ras, asal kebangsaan, profesi, dan status sosial ekonomi (Matsuda, 1991). 

Imigran mungkin menghadapi hambatan diskriminasi aksen di mana aksen mereka sebagai penanda asal-usul kebangsaan tidak boleh ditampilkan untuk bisa diterima di tempat baru dan untuk menghindari rasialisasi di negara dengan multikulturalisme (Goode, 1998: 44-45). 

Pemerintah AS menetapkan kebijakan English Only (Hanya Bahasa Inggris) yang menciptakan kondisi di mana bahasa asli imigran jarang diakui dan biasanya dipermasalahkan (Weiss, 2011: 2-3). Sasaran kebijakan publik pada imigran ilegal juga seringkali berakhir dengan merugikan warga Puerto Rico (Jordan, 2007). 

Kebijakan English Only, selagi secara langsung menargetkan imigran yang tidak bisa berbahasa Inggris, berdampak berbahaya pada semua minoritas linguistik, termasuk Puerto Rico. Politisi AS berpendapat bahwa memaksa para imigran untuk belajar bahasa Inggris adalah cara untuk membantu mereka sukses. 

Pernyataan ini mungkin akan dianggap oleh para imigran bahwa mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik di AS jika mereka dapat berbicara bahasa Inggris, dan semakin mereka terdengar seperti penutur asli semakin baik.

Wacana tentang keutamaan bahasa Inggris yang diakui sebagai rezim kebenaran oleh Negi dan saudara kandungnya memang menjadi problematis bila dikaitkan dengan realitas sejarah di mana bahasa ini menjadi bahasa resmi yang digunakan oleh pemerintah AS untuk menjajah Puerto Rico pasca invasi tahun 1898. 

Chlacar (1997: 107-108) menjelaskan bahwa pemerintah AS membentuk pemerintahan militer untuk menjalankan industri pertanian kapitalistik dalam pemerintahan otoriter. Banyak pengusaha Amerika berinvestasi di industri pertanian, sehingga meminggirkan pemilik tanah lokal. 

Industrialisasi kapitalistik membuat banyak pekerja dan petani kehilangan pekerjaan. Kondisi ini mendorong eksodus imigran ke AS pada tahun 1930-an hingga 1940-an. Di AS mereka harus belajar bahasa Inggris, seperti cara orang kulit putih menggunakannya. Namun, yang dilakukan Negi dan adiknya bukanlah untuk memantapkan posisi bahasa Inggris sebagai bahasa penjajah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun