Mohon tunggu...
Defi Dilalatul Haq
Defi Dilalatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Saya Defi Dilalatul Haq, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046. Akun kompasiana ini saya buat sebagai pendukung dalam perkuliahan mata kuliah jurnalistik, selain itu juga saya gunakan kompasiana ini sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan melatih skill menulis saya. Mohon bantuannya teman-teman✨

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Toxic Positivity: Apa Berpikir Positif Itu Salah?

11 Juni 2021   08:39 Diperbarui: 11 Juni 2021   08:48 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: istockphoto.com

Bla bla bla, dan lain sebagainya...

Atau mungkin secara tidak sadar sering juga kita berada dalam posisi orang itu, kita malah menyuruhnya untuk mengubur dalam-dalam perasaan dan emosi negatif mereka ketika sedang terkena masalah. Seolah-olah kita sedang menyebarkan positive vibe, padahal malah membuat kondisi mental seseorang semakin down loh.

Intinya, toxic positivity adalah kondisi dimana hal-hal yang dianggap positif bisa menjadi racun untuk seseorang. Karena setiap orang harus bersikap positif pada kondisi apapun, dan menolak segala emosi negatif. Hal ini bisa menjadi racun, karena menyangkal emosi negatif hanya akan memperparah emosi saja.

Dan toxic positivity ini akan membuat seseorang tertekan, karena harus berpura-pura bahagia dibalik penderitaannya. Padahal nih, sebenarnya menerima emosi negatif itu akan lebih bermanfaat untuk kesehatan mental dalam jangka panjang.

Menurut studi yang dipublikasikan di Pubmed (2018), orang yang terbiasa menghindar untuk mengakui emosi negatif yang dirasakannya akan berakhir dengan perasaan yang lebih buruk. Makanya, tidak heran jika ada orang yang menjadi depresi ketika dia menghindari emosi negatif ini.

Selain itu, menurut Brett Ford seorang alumni dari University of Toronto, seseorang yang sangat ingin merasa bahagia akan mengalami meta-emosi. Meta-emosi itu sering kali merupakan sebuah kekecewaan. Karena kenyataannya, kita tidak sebahagia apa yang kita inginkan.

Ciri-ciri Toxic Positivity

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mungkin kamu masih belum sadar bahwa kamu sedang terjebak dalam toxic positivity. Padahal, ciri-ciri toxic positivity itu gampang banget loh untuk kita kenali, di antaranya:

  • Merasa bersalah ketika sedih/marah
  • Cenderung menyembunyikan emosi negatif dan mengabaikan masalah yang sedang dihadapi
  • Cenderung mengabaikan perasaan orang lain saat mereka sedang sedih, dan akan menyalahkan mereka karena tidak punya sikap yang positif

Tips Menghindari Toxic Positivity

Karena banyak efek negatifnya, toxic positivity itu perlu dihindari. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, di antaranya:

1. Terima Setiap Emosi Yang Dirasakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun