Syekh Umar Tilmisani berkata “Jangan sampai kalian hanya bisa melaknat orang zalim, tetapi pikirkanlah bagaimana menghentikan kezalimannya itu?!”
Tidak lah salah, jika orang Yahudi menganggap orang Islam rendah. Karena begitulah mayoritasnya. Serta bukan perkara susah, jika mereka menghancurkan umat Islam. Sebab mereka dikenal suka belajar membaca buku. Oleh karena itu pula, mereka jadi mengetahui sejarah islam dan peradabannya dan itu modal besar untuk memperdaya bangsa Islam.
Apakah umat Islam gemar mempelajari sejarah Islam? Apakah mayoritas Umat Islam mempelajari sejarah Yahudi??!!!
Sebagian besar tidak! Meraka Cuma tahu, Yahudi musuh. Cuma itu! Tentang bagaimana Yahudi bisa menguasai dunia. Jawabannya, paling banter; “Yahudi licik dan menghalalkan segala cara” dan tidak ada upaya lebih untuk mengetahui latar belakangnya.
Yahudi adalah manusia yang gemar belajar dengan membaca. Mereka menguasai ilmu pengetahuan, sains, dan segala sesuatunya. Umat Islam, mayoritas hanya punya mulut dan emosi. Lebih suka menyalahkan orang lain, sehingga lupa memperbaiki diri sendiri.
Dalam sejarah Islam, kita mencatat bahwa perpustakaan Islam menjadi perhatian utama dari para khalifah. Maka tidak mengherankan jika sejarah mencatat bahwa perpustakaan umat Islam pada waktu itu sangatlah besar dan baik di dunia.
Diantaranya, perpustakaan Bagdad, Kardova. Isybiliah, Gharnathah, Kairo, Damaskus, Tarabulus, Madinah dan Al-Quds.
Namun kini umat Islam mengalami berbagai kemunduran dalam aktivitas membaca. Terutama membaca dalam pengertian yang berkualitas menghasilkan ilmu, menghasilkan keterampilan khusus dan meraih pengetahuan yang tinggi.
Umat Islam membaca sekedar memenuhi fungsi hobi rekreasi dan hiburan. Membaca bukan lagi kebutuhan mendasar dan panggilan teologis sebagaimana telah dipraktikkan Rasulullah dengan menebus tawanan yang mau mengajarkan umat Islam membaca.
Sejarah juga mencatat bagaimana kejayaan Islam dimasa lalu karena umat Islam dibangun dengan budaya baca yang sangat tinggi. Begitu besar minat baca umat muslim saat itu kemudian bisa melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar seperti Ibnu Syna, Ibnu Rusdy, Imam Ghazali, dan masih banyak lagi yang lainya.
Masjid-masjid tidak hanya digunakan untuk mempelajari Al-Qur’an saja, tapi juga mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan umum dan teknologi. Masjid di saat itu juga menyediakan perpustakaan yang menyediakan buku-buku yang dipelajari oleh umat Islam.