Mohon tunggu...
Dede Rudiansah
Dede Rudiansah Mohon Tunggu... Editor - Reporter | Editor | Edukator

Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pengabdi Setan 2, Sebagus itukah? Review dan Teori Lengkap Pengabdi Setan 2 Communion

10 Agustus 2022   00:04 Diperbarui: 10 Agustus 2022   22:35 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari kelima penayangan Pengabdi Setan 2 (PS2) di studio XXI kota C. Kursi penuh, khususnya di barisan A-J (10 baris) sisa 3 baris paling depan kosong. Diperkirakan penonton 80 % anak-anak usia sekolah (SMP-SMA), 20% lainnya.

Terlepas dari hypenya Pengabdi Setan 2 dan banyaknya penilaian positif terhadap film (panjang) bang Joko ke-9 ini, bagi saya yang merupakan penonton biasa menilai PS2 berada pada tataran nilai "jelek tidak, sempurna juga belum". Ups.

Karena, memang jika bicara soal teknis cinematography, sound, dll perihal teknis penyajian cinema bang Joko dan tim tidak usah diragukan lagi. Top parah, dari film panjang debutannya, Janji Joni (2005) sampai dengan yang sekarang. Tampaknya memang dalam hal ini bang Joko bisa disebut sebagai Nolannya Indonesia, minimalis, sentimentil, berkesan, dan mahal...

Akan tetapi, dari segi penceritaan di film PS2 ini tampaknya agak sedikit kurang. Inilah yang kemudian saya sorot. Di mana benar menurut youtuber bang *tuut (sensor) bahwa film ini "Kebanyakan isinya jumpscare" atau menurut youtuber bang *tuut (sensor) film ini seperti layaknya "Wahana rumah hantu". Yang akhirnya wajar jika kemudian ada yang bilang "Sesak, sampe gak bisa napas", "Puyeng", dll.

Menurut saya pribadi, memang porsi jumpscare atau adegan yang bikin kagetnya (kaget bukan dari segi plot twist ya) di film ini terlalu banyak. Jadi setiap orang (tokoh) di film seperti pada dapat jatah jumpscare di rusun itu. Capek sih seriusan, ngos-ngosan. 🥴🥵

Terus menjelang bagian akhir (AWAS MENGANDUNG BOCORAN) saat big villainnya muncul entah kenapa ada kesan terburu-buru. Muncul, kemudian "dilawan" oleh pahlawan yang sering datang terlambat dengan senjata khusus, udah, selesai, langsung K.O dia si big villain. 

Maksudnya "dilawan" di sini bukan secara harfiah, karena si big villainnya juga tidak melawan, hanya sekadar ditunjukkan (kata yang lebih tepat) senjata khusus itu, dan langsung selesai, K.O dia.

Si big villain tidak memberikan perlawanan sama sekali. Padahal jika kita ingat di film besutan James Wan The Conjuring 2 misalnya-kalau coba cari-cari referensi lain yang kayaknya 11-12 satu nuansa dengan PS2-sebelum big villainnya K.O ada drama dulu yang dibuat oleh si big villain; kaca pecah, ada sambaran petir ke pohon, atau gelantungan di jendela, sampai akhirnya dia K.O karena hal sepele (disebut namanya).

Adapun untuk kisah misterinya, ini yang sangat berkesan bagi saya, nilai plus. Mengaitkan dengan sejarah dan kejadian yang pernah ada di Indonesia; kemudian misteri soal Ian yang disebutkan pada film Pengabdi Setan pertama (PS1) sebagai anak iblis (misteri ini sedikit banyaknya mengingatkan kita dengan filmnya Ari Aster, Hereditary (2018)), juga misteri yang dibalut mitos religi. Kereeen.

Di PS2 bang Joko juga sepertinya sengaja atau ada maksud tersendiri memasukan tokoh-tokoh religi, dengan menghadirkannya melalui nama tokoh, seperti Bhatara (yang berarti Dewa) kemudian juga Wisnu (nama Dewa dari mitologi Hindu). 

Yang jika boleh berteori bahwa tokoh Bhatara yang diperankan Fachri Albar ini, mungkin sekali merupakan representatif dari Dewa (kebaikan) yang ada di semesta PS itu sendiri, yang terus bergandengan tangan dengan iblis (kejahatan), representatif dari tokoh Darminah yang diperankan Asmara Abigail. Keduanya selalu ditampilkan bersama, yang mungkin maksudnya adalah sebagai simbol keseimbangan.

Kedua tokoh ini unik, karena digambarkan sebagai pasangan yang super misterius (dari PS1 sampai dengan PS2) mereka ada di setiap event penting, berumur panjang, dan bahkan di film Pengabdi Setan tahun 1980 tokoh Darminah itu jelas-jelas disebut sebagai iblis yang senang menggoda iman manusia.

Untuk sementara, inilah teori sotoy yang menurut saya masuk akal. Adapun untuk teori yang juga bertebaran soal akhir dunia, kemudian perang antara Ian sebagai Mahdi palsu dengan Wisnu sebagai Mahdi asli tampaknya agak suuusah, walaupun tidak menutup kemungkinan bisa mengarah ke sana. 

Tapi yaa untuk melanjutkan cerita di next Pengabdi Setan tampaknya sulit kalau hanya mengandalkan 1 film lanjutan saja (PS3) terlebih semua jawaban di PS1 dan PS2 tampaknya menuntut untuk dipecahkan. Setidaknya kalaupun hendak dibuat trilogi, mungkin PS3 nanti bisa dipecah jadi dua bagian (part) seperti film ketiga Hunger Games (?).

Intinya jika ditanya bagus tidak film ini? Jelas jawabannya adalah spektakuler, super bagus. PS2-seperti film-film bang Joko pada umumnya-selalu menerapkan standar film yang tinggi. Walaupun di film ini tetap ada beberapa yang kurang, menurut penilaian subjektif saya, tapi ya sepertinya masih bisa terobati oleh beberapa aspek cinema.

Di luar itu semua bang Joko, di setiap karyanya selalu saja bisa membuktikan bahwa apa yang ia kerjakan itu berasal dari hati dan dikerjakan sepenuh hati. Ia juga berhasil membuat penonton percaya bahwa dia memang cinta dengan dunia cinema.

Skor film: 8/10

Wajib ditonton secara berjamaah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun