Mohon tunggu...
Dede Nurhasanah
Dede Nurhasanah Mohon Tunggu... pelajar

untuk tugas sekolah

Selanjutnya

Tutup

Hukum

cita citaku menjadi orang hukum pertama di keluarga

15 September 2025   11:20 Diperbarui: 15 September 2025   11:17 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti punya mimpi masing-masing. Ada yang ingin jadi dokter, guru, pengusaha, atau bahkan seniman. Tapi kalau aku ditanya soal cita-cita, jawabannya jelas: aku ingin menjadi orang hukum pertama di keluargaku. Bukan hanya karena terlihat keren atau karena sering nonton drama tentang pengacara di televisi, tapi karena aku merasa dunia hukum itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dan, aku ingin bisa memberikan arti lebih lewat profesi ini, baik untuk keluargaku maupun untuk orang lain.

Kenapa Harus Hukum?

Alasan utamaku memilih hukum sebenarnya cukup sederhana: aku ingin memahami hak dan kewajiban manusia secara lebih dalam. Di keluarga besarku, belum ada satupun yang menekuni bidang hukum. Sebagian besar memilih jalur berbeda, seperti berdagang, bekerja di perusahaan, atau bahkan menjadi ibu rumah tangga. Jadi, kalau aku bisa mewujudkan cita-cita ini, aku akan jadi orang pertama di keluarga yang benar-benar berkecimpung di dunia hukum.

Selain itu, aku sering melihat kasus-kasus ketidakadilan di sekitar kita. Mulai dari masalah kecil seperti sengketa tanah di desa, hingga masalah besar yang sering diberitakan di media. Kadang aku berpikir, "Kalau saja ada orang hukum yang bisa membela mereka dengan tulus, mungkin keadilan bisa lebih terasa." Dari situlah aku semakin yakin, kalau jalan yang ingin aku tempuh memang ke arah hukum.

Tantangan yang Menanti

Aku sadar, jalan menuju cita-citaku ini nggak mudah. Dunia hukum itu keras. Kita dituntut untuk rajin membaca, memahami undang-undang, bahkan menghafal pasal-pasal yang jumlahnya ratusan. Belum lagi harus belajar cara berbicara yang lugas, logis, dan penuh keyakinan.

Tapi justru di situlah tantangannya. Aku ingin membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku bisa. Aku percaya, kalau kita sungguh-sungguh, segala hal yang terasa sulit lama-lama akan jadi kebiasaan. Mungkin awalnya aku akan merasa kewalahan, tapi aku tahu, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Harapan untuk Keluarga

Salah satu motivasiku yang terbesar adalah keluarga. Aku ingin membanggakan orang tua dengan menjadi orang hukum pertama di keluarga kami. Bayangkan saja, dari keluarga yang sederhana lalu lahirlah seorang sarjana hukum yang bisa berdiri di pengadilan dengan penuh percaya diri.

Aku ingin orang tuaku bisa melihat buah dari kerja keras mereka. Selama ini, mereka selalu mendukung apa pun yang aku pilih, asalkan itu baik. Maka dari itu, aku ingin membalasnya dengan cara meraih cita-citaku. Aku juga ingin menjadi contoh untuk adik-adikku, bahwa nggak ada mimpi yang terlalu tinggi selama kita mau berusaha.

Mimpi Lebih Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun