Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menggemari Sepak Bola dengan "Long Distance Relationship"

20 Februari 2021   12:10 Diperbarui: 20 Februari 2021   14:36 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menonton sepak bola lewat layar televisi. Gambar: Getty-Contributor via Thesun.co.uk

Ups! Jangan baper!

Lalu, bagaimana dengan orang yang hobi menonton sepak bola?

Ada yang menganggap diri paling sporty. Lalu ada juga yang menganggap diri paling tahu seluk-beluk dunia, karena memang sepak bola bisa "mengantarkan" orang yang menggemarinya untuk "menjelajah" negara-negara lain.

Misalnya, ketika ada turnamen Piala Dunia di Afrika Selatan, orang yang hobi menonton bola akan mencari tahu bagaimana karakteristik Afsel. Begitu pula ketika ada Piala Dunia di Rusia, orang yang hobi menonton bola akan mencari tahu tentang Rusia. Apakah negara ini seseram stigma tentang negara komunis?

Selain itu, menggemari bola juga membuka mata terhadap keberagaman wujud manusia di atas lapangan yang sama. Ada yang modelnya seperti Lionel Messi, ada yang seperti Cristiano Ronaldo, ada yang modelnya seperti Keisuke Honda, ada pula yang modelnya seperti Romelu Lukaku, dan lainnya.

Artinya, ketika seseorang menggemari bola, dia bisa belajar mengetahui dan mengenal keberagaman manusia di bumi. Itu yang sebenarnya saya unggulkan manfaat dari menonton bola sejak kecil sampai sekarang.

Karena bola, saya mengenal sejak dini orang hebat dengan berbagai ciri fisiknya. Gambar: Getty Images via Detik.com
Karena bola, saya mengenal sejak dini orang hebat dengan berbagai ciri fisiknya. Gambar: Getty Images via Detik.com
Itulah mengapa, kalau ada yang menganggap menggemari sepak bola karena prestasi klub atau tim, bagi saya itu paradoks kakek-nenek. Saat ini, menggemari sepak bola bisa lebih humanis. Masa bodoh dengan prestasi, sekalipun itu penting.

Menurut saya, permasalahan dalam menggemari sepak bola adalah terjebak pada kalah-menang dan juara. Padahal, sepak bola bisa digemari lewat sisi-sisi lain.

Hanya saja, kebanyakan orang terjebak pada sensasi atau keinginan mencari gelora semangat. Itu yang biasanya tersalurkan lewat hasil pertandingan dan hasil akhir musim.

Saya sebenarnya juga begitu. Ketika sedang kurang semangat dan ingin mencari semangat, biasanya akan menonton sepak bola.

Lewat aktivitas itu saya bisa melihat permainan, melihat ekspresi pemain; wasit; dan pelatih, juga bisa melihat gestur para suporter di tribun--sebelum pandemi. Betul, saya akan dan selalu menonton sepak bola lewat layar kaca, atau kalau sekarang lewat layar gawai (laptop/hape).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun