Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seharusnya Juaranya Liverpool Dirayakan Semua Orang

27 Juni 2020   16:23 Diperbarui: 27 Juni 2020   16:23 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelar pertama Liverpool di era Premier League. Gambar: Twitter/LFC

Apakah ini kemudian berlaku di sepak bola? Bagi saya sih pola ini juga dapat berlaku di sepak bola. Terbukti, dengan pernahnya Liverpool mencapai final Liga Champions, maka mereka bisa merayu banyak pemain berkualitas untuk merapat.

Allison Becker salah satu bukti betapa Jurgen Klopp dapat meyakinkan si kiper Brazil untuk memilih Liverpool daripada klub lain. Padahal jika berbicara tentang kemapanan di kompetisi domestik, Allison seharusnya merapat ke Juventus, Manchester City, hingga PSG.

Namun salah satu pertimbangan yang spesial adalah final Liga Champions 2017/18. Meski The Kops harus kalah dari Real Madrid, jejak itu tetap istimewa bagi pemain Liverpool dan mereka punya gairah untuk kembali ke sana.

Inilah yang nantinya mengarahkan saya ke judul artikel ini. Karena inilah menariknya Liverpool dibandingkan klub-klub lain, yaitu keputusan mereka dalam memilih hadiah.

Jika Liverpool adalah saya, maka saya akan memilih dibiayai kuliah sampai lulus daripada sepeda motor. Karena, selain saya saat itu belum terlalu fasih membawa motor, saya juga merasa bahwa intelektualitas lebih penting daripada mentalitas (kepercayaan diri).

Namun, bukan berarti Liverpool hanya memilih satu hadiah tersebut. Liverpool juga pernah memilih hadiah yang berbeda ketika di momen ulangtahun sebelumnya.

Terbukti, mereka pernah sangat ingin untuk juara Premier League. Bahkan, nyaris tinggal sedikit lagi. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mencoba mencari alternatif.

Akhirnya tibalah di dua musim terakhir, di mana Liverpool mulai menyadari bahwa potensi terbaik untuk membangun klub agar tetap kompetitif, yaitu dengan mentalitas.

Mental seorang jawara Liga Champions pasti berbeda dengan jawara Premier League. Memang secara intensitas daya tahan, jawara Premier League akan unggul. Namun, bukankah kita juga tahu bahwa ada tiket keberuntungan di balik juaranya klub-klub tersebut?

Inilah yang kemudian terus diasah oleh Liverpool sampai kemudian berhasil menjadi jawara Premier League musim ini. Memang, mereka harus mengorbankan tiket untuk mempertahankan Liga Champions.

Namun kali ini mereka berada di momen yang tepat untuk berpesta di rumah sendiri. Pesta ini yang saya anggap adalah pestanya semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun