Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apa Sebenarnya "Game Plan" China di Afghanistan?

7 September 2021   14:59 Diperbarui: 8 September 2021   13:01 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu China Eang Yi saat menerima kunjungan petinggi Taliban di China. Sumber: KompasTV

Bukan sesuatu yang sangat baru, kalau China terlibat langsung dalam situasi Afghanistan sejak invasi soviet, tentu saja pada saat itu China dan Uni Soviet tidak berada di halaman yang sama. China secara sembunyi-sembunyi mendukung dan mempersenjatai Mujahidin untuk mengalahkan Uni Soviet.

Setelah Soviet jatuh, China kemudian berkoordinasi erat dengan Pakistan. Hubungan istimewa yang mereka punya dengan Pakistan ini memberi mereka akses ke kepemimpinan Taliban yang berbasis di Pakistan, sehingga mereka memiliki akses istimewa bisa membantu mereka mengeksploitasi logam di Afghanistan -- yang diperkirakan bernilai antara 1 triliun hingga 3 triliun dolar AS itu. 

Pada tahun 2008 China menandatangani kontrak 30 tahun dengan Pemerintah Afghanistan untuk mengakses simpanan logam terbesar kedua di dunia yang belum dimanfaatkan INEC yang kebetulan terletak di bawah reruntuhan kota Buddha kuno di Afghanistan.

Proyek itu terhenti karena masalah keamanan pada tahun 2016.Taliban memberi China lampu hijau untuk memulai kembali proyek pertambangan tiga milyar dolar AS itu tetapi tidak banyak kemajuan telah dibuat. 

Afghanistan sekarang di ambang kehancuran ekonomi dan ini saat di mana China akan memainkan kartu dermawan. 

Taliban dan pemerintah Afghanistan saat ini yang masih dibentuk akan sangat membutuhkan bantuan internasional. 

Kehadiran bantuan China secara ekonomi dibutuhkan Taliban, tentu saja bergantung pada bantuan barat terutama bantuan Amerika sebelumnya. Namun pengambilalihan Taliban yang membahayakan telah mengancam hubungan diplomatik dengan negara lain, dan akan menempatkan mereka dalam posisi yang sulit untuk berdiplomasi. 

Pegawai pemerintah belum dibayar selama beberapa bulan di Afghanistan, mereka tidak akan dapat menjalankan negara tanpa dukungan ekonomi yang kemungkinan akan datang dari China selain Critical Control Point (CCP).

Afghanistan tercatat belum menandatangani Belt and Road Initiative (BRI) -- Inisiasi Sabuk dan Jalan. Inisiatif sabuk dan jalan adalah strategi pembangunan infrastruktur global yang diadopsi oleh perdana menteri China Xi Jinping pada tahun 2013.

BRI terinspirasi oleh konsep jalan sutra 2000 tahun lalu yang didirikan selama dinasti Han. Jalan Sutra Han merupakan jaringan kuno, sebuah rute perdagangan yang menghubungkan China ke Mediterania melalui Eurasia selama berabad-abad sekaligus menjadi cikal bakal dunia modern. 

BRI awalnya diinisiasi dengan tujuan memulihkan Jalur Sutra yang kuno, namun telah berkembang di beberapa negara yang tersebar di benua Asia, Afrika, dan Eropa melalui jaringan darat dan laut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun