Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ide Puisi: Burung Tak Tertulis

13 Februari 2021   17:27 Diperbarui: 26 September 2021   20:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya...
jangan bicarakan puisi, sebelum selesai ditulis, bisa bawa sial.
Jika membiarkannya keluar terlalu dini, ia akan terbang.
Kali ini, mereka benar.

Aku menyaksikan puisi ku terbang ke depan bar dan menunggu di sana sampai pelanggan berikutnya masuk.
Lalu aku melihatnya terbang keluar dari pintu yang terbuka menuju malam dan berlayar pergi.

Aku hanya bisa membayangkannya, hinggap di atas rumah di kota yang minim cahaya ini.
Yang ingin ku katakan, puisi itu pengajar yang brilian, seperti pisau cukur, cepat mengajar hanya dengan satu atau dua goresan miring.

Malam ini...
aku pulang sendirian tanpa puisi berayun di sangkar hatiku kecuali harapan samar bahwa mungkin aku sekilas melihat sayapnya mengibas cahaya, mungkin bertengger di rambu jalan atau lampu jalan.
Burung tak tertulis yang malang, sayapnya terlipat, menatapku dengan mata kecil yang bersinar.

Sesna, 13 Februari 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun