Mohon tunggu...
dbless
dbless Mohon Tunggu... Freelancer - Tulisan yang bisa di baca dan gambar yang bisa di lihat, selamat menikmati

Just give thanks :) https://coretanawesome.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Eksekutif (Biasa)

9 Maret 2017   21:28 Diperbarui: 25 Maret 2017   04:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki muda berbalut taksedo hitam,

Terus berjalan menyusuri gang tanpa henti.

Senyum sumringah selalu ditebarkan. Pada setiap orang yang dijumpainya

Siapa yang tak kenal padanya?

Lelaki eksekutif.


Satu persatu daun berguguran.

Jalanan tampak kusam karena ranting yang kering.

Satu orang mulai menunjukkan aksinya

Tangannya mulai memunguti sehelai demi sehelai.

Tak perduli pada sekeliling yang memperhatikannya sebelah mata

Sekali lagi dia hanya tersenyum.


Matahari tak pernah lelah mengikuti langkahnya

Panas..panas.. panas yang tak pernah terasa di keningnya.

Bukan kulitnya saja yang terbakar, hatinya terus berkobar

Menolong orang berbalaskan uang receh.


Dia bukan pengemis atau pun pemulung.


Ketika waktu berganti sore, dia pulang ke rumah bertemu dengan bapak, ibu dan adik-adiknya.

Esok pagi dia menjadi lelaki eksekutif jalanan, mulai memungut dan mengotori tangannya.

Walaupun terdengar banyak cibiran dari mulut seseorang, dia tak peduli.


Sebenarnya meraka tak tahu tapi sok tahu.

Hanya mengira-ngira tapi tanpa bukti.

Tidak ada yang mengerti ataupun tahu keadaannya.

Karena dia tidak terlihat lelah ataupun mengeluh pada siapapun.

Kakinya terus mendorong gerobak tumpukan sampah yang telah dipungutinya.


Setiap hari di suruh ataupun tidak, dia akan melakukannya.

Siapa yang tak kenal dia?

Ibu-ibu, bapak-bapak bahkan anak kecil seluruh kompleks sering memanggilnya

"Anak stresss…bodoh…pemulung….gila…pemungut sampah"


Itulah lelaki eksekutif

Selalu tersenyum sumringah di wajah keriputnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun