Asmara sempurna leburkan dua insan manusia
Nabastala nan agung membui akara gelabah
Hirap janji-janji dan ketakutan akan sepi
Anak dara menemukan pangeran kuda putih
Pertemuan dua aksa menautkan atma penuh harsa
Saban hari menanti di sela pagi untuk berpeluk
Saban waktu membancang rindu untuk bertemu
Syair jua karsa boleh saja selamanya sampai mati
Namun kabar pedih dan duka tidak letih menyelimuti
Benang jalinan dua manusia kadangkala jauh dari abadi
Restu Tuhan jadi mesin utama berhentinya kisah kasih
Karut, pedar, semua terasa masgul di rengkuhan
"Pada siapa lagi cinta akan jatuh dan mengulurkan tangannya?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!