Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Siluman Buaya

21 Maret 2021   03:45 Diperbarui: 21 Maret 2021   05:41 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siluman buaya. (Sumber ilustrasi: Pixabay)

"Kalian pergilah!" kata salah satu orang gunung.

Ketiga orang itu melompat dari rakit dan berenang menuju seberang. Sedangkan orang gunung tadi berjuang melawan buaya dengan sebilah tombaknya. Ia terjun ke danau untuk menyerang buaya. Saat siluman itu menyerang, orang itu berlari ke daratan tempat mereka berangkat.

Jadi ia terus menusuk buaya itu lalu berlari mundur ke belakang. Sampai akhirnya buaya itu keluar darah dan geraknya melambat, namun masih sempat menggigit kaki orang gunung. Setelah beberapa hujaman tombak, orang gunung berhasil menaklukkannya.

Namun itu harus dibayar dengan luka di kakinya. Kakinya mengeluarkan darah. Ia tak bisa berjalan. Malah, darah juga keluar dari mulutnya. Gigitan siluman tadi menyedot darahnya sedikit demi sedikit.

Tahu bahwa dirinya tak bisa diselamatkan, ia hanya pasrah. Ia gagal menemukan air terjun yang diimpikan warga gunung, namun setidaknya ia lega karena di seberang sana terlihat kawan -- kawannya yang meneruskan perjuangan.

Tamat


Cerita sebelumnya:
Sang Penjaga Gunung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun