Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Siluman Buaya

21 Maret 2021   03:45 Diperbarui: 21 Maret 2021   05:41 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siluman buaya. (Sumber ilustrasi: Pixabay)

"Siluman apa?"

"Siluman buaya. Makhluk itu suka menghisap darah manusia dengan gigitannya. Konon, kalau seseorang kena gigit sekali saja, maka dia akan mati kehabisan darah."

Kedua orang itu kini mencari kayu bakar. Setelah terkumpul, mereka menyalakan api unggun.

"Celaka. Bekal kita hampir habis. Cuma ada satu roti."

Lalu mereka membagi sepotong roti itu dan memakannya. Saat mereka melahap roti itu, tiba -- tiba terdengar suara kemeresek dari semak -- semak.

"Kau dengar sesuatu?"

"Ah, paling -- paling seekor babi. Babi itu tak akan berani kesini karena ada api unggun."

"Apinya mau padam. Kau tunggu disini dulu. Aku mau mencari kayu bakar lagi."

Lalu si pemandu beranjak dan pergi ke dalam pepohonan yang gelap. Setelah beberapa saat, terdengar suara teriakan dari sana. Si pemandu kembali dengan menyeret dua orang tak dikenal.

"Hei. Aku dengar teriakan seseorang. Ada apa?" Tanya si turis.

"Teriakan itu dari kedua orang ini. Mereka telah membuntuti kita selama ini. Jadi aku tadi pura -- pura cari kayu untuk menyergap mereka dari belakang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun