Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Akan Lemah

15 Agustus 2020   02:22 Diperbarui: 15 Agustus 2020   02:23 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kembang sepatu yang kusuka, kini berkelopak kisut tak memadat
Kemarin ia masih segar, wangi nan menggoda mata
Tanda kelemahan selalu tiba

Aku menyayanginya, lalu menyayangkan perubahan yang terjadi padanya
Sebelum mawar merah muncul di hadapanku, dan menyita sebagian nafasku
Indah, begitu indah sampai membutakan logika

Kusadari ini bukan jalan yang benar
Ini keliru, lebih keliru daripada matahari yang terbit dari barat
Namun tanganku tak sanggup mencegahnya, apalagi hatiku yang terus dipesonanya

Hingga ia perlahan memudar, cantiknya berkurang dan sejuknya menghilang
Tak lagi merah, tak lagi meriah
Ia tersungkur dalam satu tempat bersama kembang sepatu dan kenangan mereka
Lemah berkunjung lagi

Aku mengingatnya, lalu mengingat bahwa aku lupa akan kerapuhannya
Sebelum serbuk bunga matahari terbang di depanku, dan menghalangi matahari yang melayang di atas kepalaku
Kuamati ia dengan penuh kagum, lalu kujamah tiap putiknya
Cerah, saking cerahnya hingga menyilaukan ingatanku
Akan makam bunga - bunga pendahulunya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun