Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Geger Dadu Dorna

13 April 2018   09:57 Diperbarui: 13 April 2018   10:13 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di persimpangan jalan rimba
Orang orang gila Kian jumawa
Beretorika tentang dadu Dorna
Tanpa sadar auratnya terbuka
Mengeras menegang memerah
Sigap menyergap menumpah nanah

Orang orang gila jumawa beretorika
Mengumpat berteriak di persimpangan
Kalimat kalimat bersayap diterbangkan
Menyibakkan topeng yang dikenakan
Komunis menggayang komunis
Neolib menyalib neolib
Berpesta di atas reruntuhan sayapnya
Yang terkulai dihempas angin Wahyu

Tapi gerombolan Paria itu
Terus lolongkan sanjungan
Dalam cauda tanpa jeda
Hingga tak terasa,
Busuk bau kentutnya
Penuhi semesta angkasa
Lalu para penderita salesma bertanya
Aroma parfum dari mana ?
Hmm, bampetju jadi terbuka

Kepada matahari aku bertanya
Akankah geger di negeri surga
Akan lestarikan kuasa Sang Dorna ?
Ataukah akan muncul Punokawan
Yang mendendangkan tembang langit
Tanpa lirik dan suara suara nylekit ?

Kepada bayu waktu
kuperintahkan padamu, Diamlah !
Jangan mengusik desir Alir anyir
Agar tak berkobar nyala bara
Yang disembunyikan dalam sekam
Oleh petualang, Dajjal nan kejam

Wahai para Pandu
Berdirilah tegap menjaga Pertiwi
Agar dia tidak menjadi tumbal taruhan
Kerakusan raksasa raksasa durjana

Yang kendalikan dadu Dorna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun