Mohon tunggu...
Darnita Harefa
Darnita Harefa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kata demi kata adalah jendela menuju pikiran. Menulis bukan karena tahu segalanya, tapi karena ingin memahami lebih banyak.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pergaulan Bebas: Anak yang Liar atau Orang Tua yang Salah

9 Juli 2025   07:39 Diperbarui: 9 Juli 2025   07:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seorang Pemuda yang Sedang Merenung (Sumber: Pixabay/Pexels

"Ketika anak-anak terjerumus dalam pergaulan bebas, siapa yang harus disalahkan individu yang dianggap nakal, atau ayah dan ibu yang kurang hadir?"

Di era keterbukaan ini, banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. Fenomena ini kini bukan lagi sesuatu yang tersembunyi, namun telah menjadi bagian dari kehidupan sosial yang dapat ditemukan di sekolah, tempat nongkrong, bahkan dunia maya.

Namun, setiap kali kasus pergaulan bebas mencuat, satu pertanyaan yang kerap muncul: siapa yang bersalah anak yang dianggap "liar", atau orang tua yang terlalu "lalai"? Kita ingin menjawab pertanyaan ini bersama-sama.

Bukan menyalahkan satu sama lain, namun mengakui bahwa pergaulan bebas bukan sekadar masalah individu, namun akibat dari kegagalan struktur pengawasan, pendidikan, dan komunikasi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat itu sendiri.

Pergaulan Bebas Adalah Gejala, Bukan Akarnya

Pergaulan bebas, baik dalam bentuk hubungan tanpa komitmen, penyalahgunaan media sosial, hingga ketergantungan keluar malam tanpa kendali, tidak selalu menjadi akar permasalahan. 

Itu hanyalah gejala dari sesuatu yang lebih dalam ketiadaan nilai-nilai yang kuat, cinta, dan jalan keluar dari rumah.

Kita terlalu pendek untuk melabeli remaja sebagai "liar" tanpa mengetahui apa yang mereka cari dari luar. Mereka menginginkan tempat untuk didengar, dipahami, dan diterima. 

Ketika rumah tidak lagi menyediakan itu, dunia luar teman sebaya, media sosial, bahkan pornografi menyediakannya tanpa filter. Jadi, tidak selalu hanya anak-anak yang ingin dibentuk, tetapi orang tua juga ingin dibangunkan.

Dampak Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas tidak selalu hanya masalah etika atau moral. Pergaulan bebas memiliki konsekuensi yang luas, menyentuh hampir semua elemen kehidupan remaja: psikologis, fisik, pendidikan, atau bahkan hubungan sosial. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang dampaknya:

1. Dampak Psikologis

Pergaulan bebas sering kali meninggalkan luka emosional yang dalam. Remaja yang khawatir mungkin juga awalnya merasa senang karena mereka merasa "dicintai" atau "diterima", tetapi selama bertahun-tahun banyak konflik internal muncul, seperti:

Rasa bersalah dan menyesal: Setelah mengetahui bahwa pilihan yang mereka buat tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi atau spiritual, orang dewasa muda dapat merasa hampa dan menyesal, tetapi terkadang sudah terlambat karena merasa kecewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun