Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuntilanak: Simbol Feminisme dan Perlawanan terhadap Kaum Patriarki

10 Agustus 2021   18:00 Diperbarui: 11 Agustus 2021   09:12 12515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Suzzana Bernapas dalam Kubur, salah satu film yang dibintangi oleh Luna Maya. Sumber: detik.com

Suatu hari, si perempuan tengah bersiap untuk pergi ke ladang sebagaimana biasa. Ketika hendak pergi ke ladang, ada segerombolan bandit desa yang tengah mabuk parah. 

Gerombolan bandit tersebut kemudian berusaha untuk memerkosa si perempuan. Si perempuan biasanya dibawa ke hutan lalu diperkosa di sana. Tidak ada perlawanan dari sang perempuan karena tidak kuasa melawan gerombolan bandit.

Biasanya, untuk kematian perempuan sendiri ada dua versi. Versi yang pertama adalah si perempuan langsung dibunuh saat itu juga. Versi kedua dibuat lebih kejam lagi, si perempuan biasanya hamil dan mengalami depresi hebat.

Tentu saja karena kehamilan tersebut tidak diinginkan sama sekali. Selain itu, perempuan yang seharusnya menjadi korban justru menjadi bulan-bulanan warga.

Seorang perempuan yang hamil tetapi belum bersuami pasti akan menjadi bahan pergunjingan warga, meskipun kehamilan tersebut karena diperkosa. Bukannya mendapat simpati, si perempuan justru mendapat stereotip jelek dari masyarakat.

Mulai dianggap sebagai perempuan murahan, perempuan jalang, hingga aib bagi kampung itu sendiri. Padahal, sejatinya si perempuan tersebut adalah korban.

Masalah akan semakin runyam apabila salah satu yang memerkosanya adalah anak dari orang terpandang. Jika sudah berbicara itu, seperti yang diketahui hukum pun sulit untuk menyentuhnya. 

Di sinilah keadilan tidak berpihak pada si perempuan. Akhirnya si perempuan stres karena masalah tersebut. Belum lagi jika anak yang dikandung tersebut lahir, maka akan menjadi bulan-bulanan yang tidak ada habisnya.

Maka, untuk mengakhiri itu si perempuan memutuskan bunuh diri. Nah, biasanya ketika si perempuan tersebut mati atau bunuh diri, maka akan berubah menjadi sosok kuntilanak.

Bahkan, dalam beberapa film, sang kuntilanak sering digambarkan sedang menggendong bayi, hal tersebut menjadi bukti bahwa si perempuan meninggal bersama dengan janinnya.

Dari kisah ini pun maka muncul ide film seperti beranak dalam kubur. Ada yang unik dari kejadian tersebut. Biasanya, dalam film digambarkan sang kuntilanak yang dulunya teraniaya kemudian balas dendam pada orang yang mencelakainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun