Mohon tunggu...
Dani Medionovianto
Dani Medionovianto Mohon Tunggu... Penyuluh Pertanian

Temennya Petani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjejak Harapan di Sukaresmi, Potret Semangat Petani dan Pemuda Tani

1 Mei 2025   17:50 Diperbarui: 8 Mei 2025   13:16 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, 1 Mei, bertepatan dengan Hari Buruh sekaligus hari libur nasional. Seperti biasa, saya dan istri  manfaatkan momen ini untuk melakukan aktivitas yang bukan hanya menyehatkan fisik, tetapi juga mempererat silaturahim dengan para petani. Kali ini,  rute jalan pagi nya menyusuri dataran tinggi Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung.

Sebelumnya, saya sudah menghubungi penyuluh pertanian setempat untuk menyampaikan maksud dan tujuan tersebut.

Alhamdulillah, salah satu petani merespon positif. Namanya Kang Apip. Kami pun sepakat bertemu di rumah seorang petani senior sekaligus Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) bernama H. Dede Supriya. Di halaman rumah beliau, saya menitipkan mobil sebelum memulai perjalanan.

Rute yang terjal dan licin jadi harus extra hati-hati. (Foto : Dok. Pribadi)
Rute yang terjal dan licin jadi harus extra hati-hati. (Foto : Dok. Pribadi)
Saran dari Pak H. Dede, kami memulai jalan pagi menuju arah persawahan. Jalanan yang kami lewati cukup menantang, terjal, menurun, dan licin karena bekas hujan. Coran jalan berlumut memaksa kami melangkah dengan sangat hati-hati. 

Namun, semua kelelahan itu terbayar lunas saat kami tiba di dataran paling rendah: hamparan sawah yang menyuguhkan pemandangan luar biasa. Tanaman padi yang mulai berisi bulir malainya menandakan masa panen akan tiba sekitar 2 - 3 Mingguan lagi.

Hamparan sawah yang sudah mulai menguning. (Foto : Dok. Pribadi)
Hamparan sawah yang sudah mulai menguning. (Foto : Dok. Pribadi)
Dalam perjalanan, kami bertemu dengan dua tokoh petani: Pak Cepi, Ketua Kelompok Tani "Maju Bersama", dan Pak Entah selaku bendahara. 

Mereka mengajak kami singgah di sebuah saung di tengah sawah. Sambil menikmati udara segar dan suasana yang tenang, kami berdiskusi. Ternyata selain menanam padi, sebagian anggota juga menanam sayuran seperti sawi dan bawang daun. Tapi komoditas utama tetap padi.

Saya sempat bertanya, varietas apa yang mereka tanam? Pak Cepi langsung menjawab, "Inpari 32." Hati saya langsung menghangat. Varietas ini adalah hasil kerja keras Badan Litbang Pertanian, yang kini telah bertransformasi menjadi Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP). 

Mengetahui bahwa inovasi yang kami diseminasi dulu benar-benar diadopsi dan bermanfaat nyata di lapangan, membuat saya sangat bangga.

Di Sukaresmi, sistem tanam sudah mencapai Indeks Pertanaman (IP) 300. Artinya, dalam setahun bisa panen tiga kali. Ini sangat mungkin karena ketersediaan air yang cukup dan sistem irigasi yang tertata baik. Kemajuan ini patut diapresiasi.

Bersama Pak Cepi dan Pak Entah pengurus Kelompok Tani Maju Bersama. (Foto : Dok. Pribadi)
Bersama Pak Cepi dan Pak Entah pengurus Kelompok Tani Maju Bersama. (Foto : Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun