Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Teater Tari Ramayana, Masih Ada Milenial yang Cinta Budaya Bangsa

6 Februari 2020   20:57 Diperbarui: 7 Februari 2020   04:00 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shinta sedang berada nun jauh di sana, di Kerajaan Alengka yang sulit dijangkau oleh Ramawijaya. Ia berada dalam tawanan Rahwana. 

Berbagai upaya dilakukan Ramawijaya, meski tidak mudah. Laut pun ditimbun dengan bebatuan agar Ramawijaya bisa menyeberang ke Alengka.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Kisah selanjutnya dari Ramayana ini tentu sudah kita pahami. Ramawijaya mendapat bantuan dari para wanara atau monyet/kera yang dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan. Mereka berperang melawan raksasa-raksasa Alengka, dan berhasil mengalahkan Rahwana. Shinta pun bisa kembali ke tangan Ramawijaya.

Tak terasa, pertunjukan teater selama kurang lebih 2 jam berakhir. Di akhir acara, seluruh pemain masuk ke panggung. Beberapa dari mereka turun ke bangku penonton untuk memberikan salam. Meski pertunjukan telah berakhir, penonton tak segera beranjak meninggalkan ruangan. Panggung pun menjadi arena bertegur sapa dan selfie bagi para pemain dan penonton.

Saya sangat menikmati teater tari Ramayana malam itu. Tarian, tembang, seni peran, dan musik gamelan begitu apik tersaji dipadukan dengan tata lampu yang dominan berwarna biru dan merah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Apresiasi layak diberikan kepada Kridha Hambeksa. Dengan latar belakang yang beragam dari para personil yang bukan hanya seniman, perlu kerja keras untuk mempersiapkan pagelaran seperti ini.

Saya sendiri sempat sekilas mengikuti persiapan dan latihan tersebut melalui akun Facebok Mas Didik Djunaedi. Ia ikut bermain sebagai Anggada, salah satu wanara berwarna merah.

Hal lain yang membuat saya bersyukur yaitu ketika kesenian tradisional seperti ini tidak hanya dimainkan dan diminati oleh orang dewasa saja. Ada milenial yang ikut menonton dan bahkan ikut bermain di pertunjukan tersebut. Setidaknya di tengah derasnya arus budaya modern yang terjadi secara global, masih ada anak-anak muda yang tetap mencintai budaya bangsa Indonesia.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Terakhir, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketapels atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyaksikan teater tari Ramayana ini. Semoga even-even yang mengandung nilai budaya nusantara seperti ini mendapatkan perhatian tersendiri, di tengah maraknya aktivitas terkait dunia blogging saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun