Mohon tunggu...
Daniar
Daniar Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Umika, Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Torehan Luka

4 Juni 2018   12:10 Diperbarui: 4 Juni 2018   12:13 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luka yang Sempurna

Oleh: Iis Nia Daniar

Pedih tak bisa menangis
Sakit sulit untuk mengaduh
Kata-kata yang hendak deras keluar
Tertahan di rongga dada
Linglung pikir
Layang langkah

Tancapkan saja pisau berkarat
Sesuka anganmu padaku
Itu terasa lebih elok
Lukanya berlubang, berdarah, dan bernanah
Hingga bisa kunikmati air mata mengalir

Mengapa kau hanya mencubit hatiku
Dengan membiarkan ujung-ujung kukumu
 tertinggal di dalamnya?
Kau sengaja memberikan tetanus
Agar aku mati perlahan, tanpa bisa menjerit
Bahkan buliran bening dari kelopak mataku  enggan terjatuh karena malu

Sayang,
luka ini begitu sempurna

Minggu, 3 Mei 2018

Cinta Sampai ke Neraka
Oleh: Iis Nia Daniar


Mari kita mati
Mari kita hancur
Biar pengadilan cinta dengan penuntut para malaikat,
yang memutuskan
Bahwa cinta ini adalah tebasan pedang


Senyumku akan mengembang di antara api yang berkobar
Aku akan menyambutmu dengan suguhan air kopi
golakan 70 kali api dunia
Dan aku akan tetap ramah menyapamu
Seperti saat kita kali pertama bertemu di jalan kotaku
Karena kau kucinta sampai ke NERAKA.

3 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun