Pengelolaan hutan sudah sepatutnya memiliki sistem tata kelola hutan yang mampu mengakomodir kepentingan masyarakat dengan menempatkan masyarakat desa sekitar hutan dan mereka yang sering berinteraksi serta memiliki kepedulian terhadap hutan untuk terlibat langsung dalam mengelola hutan yang secara geografis masuk kedalam petak hutan pangkuan desa.
Pengelolaan hutan bersama masyarakat yang telah terjalin selama ini melalui sistem pengelolaan dengan pola kemitraan antara Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan di kawasan desa Linggajati jadi salah satu perhatian tersendiri bagi Agus Yandi KRPH Cisayong, Tasikmalaya di awal menjabat.
"Sebagai pengganti pak Anggun yang dipindahtugaskan ke wilayah lainnya, hari ini saya memperkenalkan diri. Meskipun sebetulnya kita sudah sama-sama kenal. Namun, satu yang pasti akan ada banyak PR yang harus saya kerjakan, dengan begitu saya mengharapkan kerjasamanya dari semua pihak karena saya pun tidak bisa sendirian dalam bekerja, sehingga mudah-mudahan apa yang menjadi tujuan bersama bisa tercapai," kata dia.
"Sedikit saya menambahkan, bahwa perencanaan ini merupakan kunci paling utama dari sebuah keberhasilan LMDH, rencanakan segala sesuatu yang menyangkut gagasan, ide, kebutuhan dan lain-lain untuk mengembangkan daerah Kubangkoak ini dengan rencana tertulis, kemudian lakukan pengajuan dan evaluasi," kata Dana, Fasilitator.
Hal tersebut diamini oleh perwakilan BPD Linggajati, KoparGa, BPP Sukaratu dan elemen masyarakat lainnya yang hadir dalam acara tersebut dengan berbagai tanggapan.Â
Maman (BPP Sukaratu) mengatakan, bahwa dalam rangka mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan yang optimal perlu adanya perencanaan yang matang yang disusul oleh tindak lanjut yang nyata dengan tetap memperhatikan padu padan antara aspek ekonomi, ekologi, dan sosial secara proporsional dan professional.
Dan sebagai sebuah lembaga, LMDH merupakan salah satu intstrumen yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam mencapai sebuah kondisi dalam hal ini taraf hidup yang lebih baik dari berbagai sisi, salah satunya dari aspek ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat desa hutan dapat tercapai.Â
Diskusi & Evaluasi masyarakat desa hutan yang tergabung di LMDH Linggamukti kali ini nampaknya menjadi salah satu bentuk penggalangan aspirasi masyarakat dalam meningkatkan posisi tawar menawar masyarakat terhadap proses pembangunan.
Dalam diskusi tersebut juga disinggung juga perlunya kejelasan persoalan batas wilayah hutan  yang berdampingan dengan tambang pasir Galunggung, pentingnya memiliki produk unggulan wilayah yang berkualitas, pengembangan fasilitas untuk kemajuan pariwisata seperti track down hill, persoalan marketing dan lain-lain. Bicara hutan adalah bicara ekologi, bicara ekosistem dan bicara kesinambungan bagi keberlangsungan hidup manusia.
Salam Lestari!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI