Mohon tunggu...
Daniel Karunia
Daniel Karunia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu komunikasi di Unika Atma Jaya

Menulis, menulis, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Belajar Mendaki di Kawah Ratu, Suatu Pengalaman Baru yang Layak Dicoba

7 Januari 2022   12:55 Diperbarui: 19 Januari 2022   11:33 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan akan terdapat berbagai kios-kios penyewaan peralatan mendaki seperti sepatu dan tongkat, peralatan berkemah, dan sebagainya sehingga tidak perlu khawatir bila kurang persiapan akan alat-alat tertentu. 

Akhirnya sampailah kepada titik awal pendakian. Di titik tersebut tersedia lahan parkir kendaraan bermotor dan warung makanan serta penyewaan alat-alat. 

Sebelum mulai mendaki, ada baiknya pengunjung membeli bekal makanan di warung yang tersedia untuk dapat dinikmati nantinya ketika sudah sampai pada kawasan kawah.

Okay let's go hit the road! Atau tepatnya hit the stones, mud, and dirt. Tidak bisa dipungkiri impresi awal yang dirasakan sangatlah tentram dan menyegarkan ketika melihat pohon, trek yang disinari matahari namun tidak panas karena adanya pepohononan kanopi yang membuat sejuk, padahal inipun baru jalan masuk kedalam trek pendakian. 

Kurang lebih di lima menit awal perjalanan masih terasa mulus karena trek masih berupa tanah padat, ada tangga dari kayu pepohonan, dan tidak berbatu-batu. 

Namun itu hanyalah awalan, hingga akhirnya bertemu sungai yang membatasi trek "mulus" dengan trek yang sebenarnya. Di sungai tersebut hanya dijembatani oleh batu-batu yang tidak tersusun sehingga harus hati-hati ketika menyebrang agar tidak terpeleset. 


Pendakian berlanjut dan pengunjung akan menyusuri hutan kanopi yang indah, suatu penglihatan yang memanjakan mata, akan tetapi mata harus tetap fokus kepada trek karena karakteristik trek yang dari waktu ke waktu akan berubah-ubah.

Lurus maupun menanjak mulai dari yang hanya batu-batu besar, batu-batu licin, lumpur yang hanya beralaskan pohon kecil tumbang yang kalau tidak hati-hati bisa terpeleset, sungai-sungai, dan sebagainya. 

Terkadang kita akan mendengar suara monyet di hutan, namun kemungkinan melihatnya cukup kecil karena biasanya monyet tersebut jarang melewati trek karena takut akan manusia. 

Akan ada suatu titik "peristirahatan" atau checkpoint berupa sungai yang cukup lebar dari yang pertama dengan batu-batu besar untuk duduk. 

Pengunjung biasanya beristirahat untuk sekedar mengambil napas, membasuh kaki dan tangan, mencuci sepatu, dan tidak jarang makan hingga memasak, namun sebenarnya tempat tersebut tidak ada apa-apa nya dibanding dengan kawasan Kawah Ratu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun