Mohon tunggu...
Dairaby Alfurqaan
Dairaby Alfurqaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

seorang mahasiswa yang selalu berusaha mencari ilmu dan mencoba segala hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Manajemen Isu dan Komunikasi Krisis PT Unilever Melawan Berita Hoaks

17 Januari 2024   06:53 Diperbarui: 17 Januari 2024   06:53 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak  Jurnal ini menganalisis strategi manajemen isu dan komunikasi krisis yang diimplementasikan oleh PT. Unilever sebagai tanggapan terhadap imbas informasi hoaks terkait fatwa MUI yang menyatakan produk-produknya haram karena diduga terkait pembelian produk dari Israel. Keadaan ini menciptakan tantangan serius bagi perusahaan dalam mengelola opini publik dan melindungi reputasinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami strategi manajemen isu yang diterapkan oleh PT. Unilever dan mengevaluasi efektivitasnya dalam merespon krisis komunikasi yang diakibatkan oleh informasi hoaks tersebut. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk pernyataan resmi perusahaan, liputan media, dan respons masyarakat. Analisis data ini mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang diambil oleh PT. Unilever dalam merespon isu tersebut, termasuk komunikasi proaktif, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, dan upaya untuk memberikan klarifikasi melalui berbagai saluran komunikasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa PT. Unilever berhasil mengimplementasikan strategi manajemen isu yang cermat dan responsif. Komunikasi yang transparan, koordinasi dengan pihak terkait, dan upaya untuk menyediakan informasi yang akurat membantu mengatasi dampak negatif dari informasi hoaks tersebut. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya manajemen isu dan komunikasi krisis yang efektif dalam menghadapi tantangan kompleks yang dihadapi oleh perusahaan dalam era informasi digital dan cepatnya pergerakan opini publik. Implikasi praktis dari temuan ini juga dibahas untuk membantu perusahaan lain dalam mempersiapkan strategi manajemen isu dan komunikasi krisis yang efektif dalam konteks serupa.

Latar Belakang

PT. Unilever Indonesia merupakan bagian dari Unilever, perusahaan konsumer goods multinasional yang didirikan pada tahun 1930 melalui penggabungan Lever Brothers dan Margarine Unie. Unilever Indonesia sendiri berdiri pada tahun 1933 dengan pabrik sabun dan margarin di Surabaya. Sejak itu, perusahaan telah berkembang dan menjadi salah satu pemain terkemuka di sektor konsumer goods di Indonesia.

Unilever adalah perusahaan yang beroperasi di berbagai segmen industri konsumer, termasuk makanan, minuman, perawatan pribadi, dan kebersihan rumah tangga. Produk-produk terkenal seperti Sunsilk, Dove, Lipton, Wall's, dan Lifebuoy merupakan sebagian kecil dari portofolio luas Unilever. PT. Unilever Indonesia memiliki fasilitas produksi di berbagai wilayah di Indonesia, mempekerjakan ribuan karyawan, dan menyediakan produk-produk berkualitas tinggi untuk pasar lokal.

Perusahaan multinasional seperti PT Unilever, yang beroperasi di berbagai negara, seringkali terlibat dalam isu-isu politik dan sosial yang mempengaruhi wilayah tempat mereka beroperasi. Isu Israel-Palestina adalah salah satu isu politik yang seringkali memicu perdebatan dan kontroversi. Meskipun PT Unilever tidak secara langsung memproduksi produk di Israel, beberapa merek atau produk yang dimilikinya mungkin berdampak karena keterlibatan perusahaan dalam bisnis global dan rantai pasok internasional.

Mengutip berita hoaks dari CNBC (2023) bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa terbaru dengan nomor 83 Tahun 2023 yang mengenai Hukum Dukungan terhadap Palestina. Dalam Fatwa ini, dijelaskan bahwa memberikan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dari agresi Israel dianggap sebagai kewajiban hukum. Sebaliknya, memberikan dukungan kepada Israel dan mendukung produk-produk yang mendukung Israel dianggap sebagai perbuatan yang dilarang secara hukum.

Dari berita hoaks tersebut dampak yang dihasilkan tidak main-main, hanya karena berita itu dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perusahaan-perusahaan tertentu yang terkait dengan produk Israel atau memiliki hubungan bisnis dengan Israel. Terlebih dengan perusahaan Unilever yang sudah mengglobal. Jika perusahaan, seperti Unilever, memiliki produk yang terkait dengan Israel dan mendapat pengaruh dari berita hoaks tentang fatwa MUI, perusahaan tersebut mungkin dihadapkan pada tekanan untuk menyesuaikan strategi bisnisnya atau memberikan klarifikasi terkait kebijakan produknya. Reputasi perusahaan dan hubungan dengan konsumen dapat terpengaruh, tergantung pada respons dan tindakan yang diambil oleh perusahaan dalam menghadapi situasi ini.

Dalam konteks ini, keberadaan manajemen isu dan penerapan strategi komunikasi krisis yang efektif menjadi suatu hal yang krusial untuk mengurangi dampak negatif dan memelihara reputasi perusahaan. Dengan memahami latar belakang tersebut, pentingnya penyelidikan mengenai manajemen isu dan strategi komunikasi krisis yang diterapkan oleh Unilever dalam merespons informasi yang tidak benar terkait fatwa MUI menjadi lebih jelas. Penelitian ini mampu memberikan pencerahan dan pembelajaran yang berharga bagi entitas perusahaan lainnya yang dihadapkan pada situasi serupa di masa depan.

Tinjauan Pustaka

1. Manajemen Isu

Isu merujuk pada hal-hal yang menimbulkan konflik atau kontroversi terkait dengan individu atau organisasi. Isu dapat manifestasi dalam bentuk opini, yakni ekspresi yang dapat disampaikan melalui berbagai medium seperti kata-kata, isyarat, atau metode lain yang menyimpan makna khusus. Chase, seperti yang dikutip oleh Kim Harrison, memberikan definisi untuk manajemen isu sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara tindakan korporat dengan harapan para pemangku kepentingan (Chendi Liana, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun