Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daendels dan Raffles: Dua Tokoh yang Membangun Fondasi Kolonialisme Modern di Nusantara

10 April 2025   08:00 Diperbarui: 10 Maret 2025   01:20 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sir Thomas Stamford Raffles (Sumber Gambar: Kompas.com)

Pajak itu berupa sebagian dari hasil panen mereka---sehingga semakin memperkuat kontrol ekonomi kolonial.

Pengenalan Peraturan Baru dan Implikasi Jangka Panjangnya

Salah satu aspek paling mencolok lainnya dari kebijakan Raffles adalah penerapan peraturan-peraturan praktis yang sangat spesifik, termasuk peraturan mengenai lalu lintas kendaraan dan distribusi pasokan-pasokan kolonial. 

Misalnya, ia memerintahkan supaya kuda dan kereta harus berjalan di sisi kiri jalan, seperti yang dilakukan di Inggris. Meskipun peraturan ini diterapkan secara bertahap, pengaruhnya bertahan hingga saat ini di mana Indonesia menjadi salah satu negara bekas jajahan yang tetap mengikuti peraturan lalu lintas Inggris dalam hal arah berkendara. 

Selain itu, Raffles juga menulis sejarah pertama tentang pulau Jawa, yang menjadi referensi penting dalam memahami sejarah koloni ini di dalam bukunya yang berjudul The History of Java. 

Setelah meninggalkan Pulau Jawa, Raffles melanjutkan misinya untuk mendirikan Singapura sebagai kota negara yang akan menjadi pusat perdagangan dan administrasi kolonial Inggris di Asia Tenggara.

Daendels dan Raffles: Dua Tokoh yang Membangun Fondasi Kolonialisme di Nusantara

Walaupun masa kepemimpinan Daendels hanya berlangsung selama tiga tahun dan Raffles hanya memerintah selama lima tahun, keduanya memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk landasan dari seluruh proyek kolonial di Nusantara (Indonesia). 

Melalui kebijakan mereka, pengaruh bangsawan dan aristokrat lokal pun mulai menurun, dengan peran negara kolonial yang semakin diperkuat, dan proses transformasi wilayah Jawa dari kerajaan lokal-feodal yang terpecah-pecah menjadi satu wilayah koloni yang lebih terorganisasi dan terpusat pun terbentuk. 

Meskipun transformasi ini dimulai di Jawa, dampaknya menyebar ke seluruh wilayah Hindia Belanda seiring penaklukan-penaklukan lainnya dilakukan oleh Belanda.

Dalam pandangan yang cukup singkat ini, meski Belanda memiliki kekuasaan atas Indonesia selama lebih dari tiga abad sebagaimana mitosnya berkembang, perubahan signifikan yang terjadi pada awal abad ke-19 ini lebih dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dibawa oleh Prancis dan Inggris.

Kebijakan yang dimulai oleh Daendels dan diteruskan oleh Raffles merupakan awal dari pembentukan struktur administratif pemerintahan dan kekuasaan kolonial yang lebih modern, meskipun sering kali dilakukan dengan cara yang represif dan mengorbankan banyak orang, terutama melalui sistem kerja paksa dan pembatasan kebebasan rakyat.

Kesimpulan

Peran Daendels dan Raffles dalam transformasi Jawa menjadi koloni modern adalah tonggak penting dalam sejarah kolonialisme Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun