Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daendels dan Raffles: Dua Tokoh yang Membangun Fondasi Kolonialisme Modern di Nusantara

10 April 2025   08:00 Diperbarui: 10 Maret 2025   01:20 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sir Thomas Stamford Raffles (Sumber Gambar: Kompas.com)

Herman William Daendels berupaya memodernisasi Jawa, tetapi pengaruhnya tak cukup kuat untuk menghalau blokade laut Inggris pada tahun 1809. 

Situasi di Nusantara semakin rumit ketika pada 1810, Napoleon menggabungkan Belanda ke dalam kekuasaannya, menjadikan Jawa sebagai koloni resmi Prancis. 

Napoleon berusaha menenangkan penduduk dengan menjamin perlindungan atas agama, hukum, dan properti mereka, tetapi perubahan ini tidak diterima dengan baik, terutama oleh orang Belanda sendiri. Sementara itu, Inggris melihat momentum untuk merebut Jawa, dan pada tahun 1811, pasukan Sir Thomas Raffles dengan 12.000 tentara berhasil menaklukkan pulau ini, menandai berakhirnya kekuasaan Prancis di Nusantara.

Herman William Daendels (Sumber Gambar: Kompas.com)
Herman William Daendels (Sumber Gambar: Kompas.com)

Raffles Melanjutkan Sentralisasi Kekuasaan Kolonial

Setelah penaklukan Jawa oleh Inggris berhasil dan Prancis dengan Daendels keok, Thomas Stamford Raffles segera diangkat sebagai kepala administrasi di pulau ini oleh pemerintahan Inggris. 

Raffles dalam hal ini adalah tokoh yang juga terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Pencerahan dari Revolusi Prancis, seperti halnya Daendels, meski memang dia adalah orang Inggris.

Dalam kepemimpinannya, Raffles pun meneruskan beberapa kebijakan yang dimulai oleh Daendels. Akan tetapi, pendekatan Raffles lebih sistematis dan terorganisasi untuk merapihkan kembali struktur kekuasaan dan pemerintahan di Pulau Jawa. 

Salah satu fokus utamanya di sini adalah sentralisasi kekuasaan administrasi dan merapihkan kembali pengaturan wilayah koloni, di mana sebelumnya masih tersebar dalam bentuk kekuasaan monarki feodal tradisional Jawa.

Raffles juga melanjutkan usaha Daendels untuk mengurangi pengaruh dari bangsawan-bangsawan lokal dengan membatasi kekuasaan mereka dan memungkinkan mereka hanya menjadi beberapa kerajaan kecil di Jawa tengah yang tetap ada. 

Langkah ini mengarah pada pergeseran kekuasaan dari kerajaan lokal yang bersifat tradisional menuju negara kolonial yang lebih terpusat. Tidak hanya itu, Raffles juga memperkenalkan sistem pajak baru yang lebih terorganisasikan, dengan memaksa petani untuk membayar pajak. 

Pajak itu berupa sebagian dari hasil panen mereka---sehingga semakin memperkuat kontrol ekonomi kolonial.

Pengenalan Peraturan Baru dan Implikasi Jangka Panjangnya

Salah satu aspek paling mencolok lainnya dari kebijakan Raffles adalah penerapan peraturan-peraturan praktis yang sangat spesifik, termasuk peraturan mengenai lalu lintas kendaraan dan distribusi pasokan-pasokan kolonial. 

Misalnya, ia memerintahkan supaya kuda dan kereta harus berjalan di sisi kiri jalan, seperti yang dilakukan di Inggris. Meskipun peraturan ini diterapkan secara bertahap, pengaruhnya bertahan hingga saat ini di mana Indonesia menjadi salah satu negara bekas jajahan yang tetap mengikuti peraturan lalu lintas Inggris dalam hal arah berkendara. 

Selain itu, Raffles juga menulis sejarah pertama tentang pulau Jawa, yang menjadi referensi penting dalam memahami sejarah koloni ini di dalam bukunya yang berjudul The History of Java. 

Setelah meninggalkan Pulau Jawa, Raffles melanjutkan misinya untuk mendirikan Singapura sebagai kota negara yang akan menjadi pusat perdagangan dan administrasi kolonial Inggris di Asia Tenggara.

Daendels dan Raffles: Dua Tokoh yang Membangun Fondasi Kolonialisme di Nusantara

Walaupun masa kepemimpinan Daendels hanya berlangsung selama tiga tahun dan Raffles hanya memerintah selama lima tahun, keduanya memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk landasan dari seluruh proyek kolonial di Nusantara (Indonesia). 

Melalui kebijakan mereka, pengaruh bangsawan dan aristokrat lokal pun mulai menurun, dengan peran negara kolonial yang semakin diperkuat, dan proses transformasi wilayah Jawa dari kerajaan lokal-feodal yang terpecah-pecah menjadi satu wilayah koloni yang lebih terorganisasi dan terpusat pun terbentuk. 

Meskipun transformasi ini dimulai di Jawa, dampaknya menyebar ke seluruh wilayah Hindia Belanda seiring penaklukan-penaklukan lainnya dilakukan oleh Belanda.

Dalam pandangan yang cukup singkat ini, meski Belanda memiliki kekuasaan atas Indonesia selama lebih dari tiga abad sebagaimana mitosnya berkembang, perubahan signifikan yang terjadi pada awal abad ke-19 ini lebih dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dibawa oleh Prancis dan Inggris.

Kebijakan yang dimulai oleh Daendels dan diteruskan oleh Raffles merupakan awal dari pembentukan struktur administratif pemerintahan dan kekuasaan kolonial yang lebih modern, meskipun sering kali dilakukan dengan cara yang represif dan mengorbankan banyak orang, terutama melalui sistem kerja paksa dan pembatasan kebebasan rakyat.

Kesimpulan

Peran Daendels dan Raffles dalam transformasi Jawa menjadi koloni modern adalah tonggak penting dalam sejarah kolonialisme Indonesia. 

Meskipun masa pemerintahan mereka relatif singkat, mereka berhasil memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang mengubah struktur sosial, ekonomi, dan politik yang ada, sekaligus mereka berhasil meletakkan dasar-dasar bagi pengelolaan kolonial yang lebih terpusat.

Kebijakan-kebijakan seperti pembangunan infrastruktur besar, pengurangan kekuasaan aristokrasi atau bangsawan lokal, dan penerapan sistem pajak yang lebih ketat, meskipun proses ini penuh dengan kekerasan dan penindasan, tetapi tetap menjadi bagian integral dari pembentukan Indonesia sebagai wilayah koloni yang modern.

Dengan demikian, perubahan-perubahan yang dibawa oleh Daendels dan Raffles merupakan langkah awal dari transformasi yang lebih luas dalam struktur pemerintahan dan masyarakat di Indonesia sebagai koloni yang modern dan negara kesatuan yang merdeka pasca-Revolusi, meskipun pengaruh Belanda tetap kuat dalam beberapa aspek di Indonesia hingga sekarang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun