Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit, Owner www.nurterbit.com, Medsos: X @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG: @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com, aliemhalvaima@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan Tol Layang Becakayu, Doeloe dan Sekarang Apa Bedanya?

27 Juni 2025   18:06 Diperbarui: 27 Juni 2025   18:18 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang keluar Tol Marga Jaya atau tol Layang Becakayu dekat Islamic Center Kota Bekasi (foto Nur Terbit)


Reportase video YouTube Jalan Tol Becakayu (sumber: channel @Nur Terbit)

Bagi Anda yang pernah melintas di jalan Kali Malang, perbatasan wilayah Jakarta Timur dengan Kota Bekasi, pasti mengenal jalur ini: Becakayu.

Apa itu Becakayu? Sebuah singkatan yang terdiri dari 3 (tiga) daerah digabung jadi satu. Yakni BEkasi, CAwang, KAmpung MelaYU disingkat Becakayu. 

Adapun nama Becakayu, sama dengan singkatan nama gabungan daerah di kota lain. Misalnya Jabodetabek: JAkarta, BOgor, DEpok, TAngerang, BEKasi. 

Lima daerah digabung jadi satu. Jabodetabek sebagai penyangga Ibukota. Ya ketika Jakarta masih ibukota, belum pindah sesuai rencana akan pindah ke Kalimantan jadi IKN (Ibu Kota Nusantara)

Becakayu ini juga cukup istimewa. Sebab bukan sekedar jalan penghubung, tapi sebuah jalan tol layang. Dimana pintu gerbang tolnya dimulai dari By Pass Jalan Ahmad Yani, Perumpung, Kebon Nanas, Jakarta Timur. 

Dari sini tepatnya di depan Kantor Camat Jatinegara, kendaraan roda empat dan lebih mulai naik ke jalan layang jika menggunakan jalan tol. Kendaraan melayang di atas jalan Kali Malang yang lama.

Ujung tol layang Becakayu ini sendiri, berakhir atau keluar di gerbang tol Jalan Mayor Hasibuan, Kota Bekasi. 

Begitu juga sebaliknya jika kendaraan mau menggunakan jalan tol layang Becakayu dari Kota Bekasi ke Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Di setiap beberapa kilometer, ada pintu gerbang tol untuk keluar atau turun dari tol layang. Begitu juga terdapat pintu gerbang tol untuk naik.

Nah, di ujung jalan tol layang Becakayu inilah, terdapat areal lahan dan gedung Islamic Centre Kota Bekasi. Jalan tol layang Becakayu ini melintas di atas lahan dan gedung -- yang dikelola oleh Yayasan Nurul Islam KH Noer Alie -- sebelum kendaraan mengakhiri perjalanannya melalui jalan tol layang Becakayu.

Proyek Jalan Tol Layang Becakayu yang Sempat Bermasalah Sejak Era Soeharto.

Sekedar flashback ke masa lalu, proyek pembangunan jalan tol layang Becakayu ini sempat bermasalah hingga terkatung-katung penyelesaiannya. 

Proyek jalan tol layang ini, konon awalnya ditangani oleh salah satu perusahaan Mbak Tutut, putri Soeharto, Presiden RI kedua era Orde Baru. 

Tapi entah mengapa, dalam perjalanan proyek ini sempat berhenti. Sehingga di lokasi sepanjang jalan Kali Malang, hanya ada tersisa tiang-tiang raksasa yang rencana berfungsi sebagai tiang penyanggah jalan tol layang.

Alhamdulillah, setelah beberapa tahun telantar dan terkatung-katung, proyek jalan tol layang ini kemudian dilanjutkan pengerjaannya setelah berganti perusahaan yang meneruskannya.

Beberapa bulan lalu, saya melintas di bawah jalan tol layang Becakayu menggunakan sepeda motor. Tentu saja motor saya tidak bisa naik ke jalan tol layang Becakayu. Tol hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat.

Motor bisa melintas, kecuali jika hanya mau sekedar melintas di ujung gerbang tol layang. Itu hanya bisa dilakukan setelah pintu keluar di dekat gedung Islamic Centre Kota Bekasi. 

Artinya motor bisa "melayang" untuk sesaat. Kira-kira sepanjang 500 meter. Selanjutnya akan berujung di jalan turun di depan pintu masuk Metropolitan Mal arah Jakarta.

Jalan Tol Layang Becakayu di Atas Islamic Centre Kota Bekasi 

Dengan menggunakan kendaraan roda dua, beberapa bulan lalu, saya melintas di bawah jalan tol layang Becakayu dengan sepeda motor metik. Sekedar bernostalgia kembali dan teringat kejadian sewaktu "ribut-ribut" ada jalan tol layang melintas di atas Islamic Centre.

Bukan hanya melintas di atas gedung Islamic Centre, tapi tiang-tiang jalan tol layang ikut menyita sebagian lahan Islamic Center Kota Bekasi.

Praktis jadi unik sekaligus aneh. Koq ada kendaraan dengan bunyi deru mesinnya, melintas di atas gedung dan menara masjid, disaat umat Muslim tengah khusyuk beribadah?

Pengurus dan pengelola gedung Islamic Centre Bekasi sendiri, sempat kaget ketika awal dimulai pekerjaan proyek jalan tol layang Becakayu. Ya mereka kaget mendengar kabar adanya rencana pembangunan jalan tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu) akan melintasi lahan Islamic Centre.

Rasa kaget tersebut disampaikan kepada sejumlah wartawan termasuk kepada saya, Kamis 28 Februari 2019 di Islamic Centre Bekasi, melalui Paray Said dan Wikanda Darmawisata, masing-masing selaku Ketua dan Pembina Yayasan Nurul Islam KH Noer Alie, pengelola Islamic Centre Bekasi.

Inti Keberatan Pihak Islamic Centre Kota Bekasi

Menurut Paray Said ketika itu, pihak Islamic Centre tidak pernah dilibatkan dalam rapat pembahasan, perencanaan dan perubahan jalan tol Becakayu yang melewati jalan Islamic Center. Baik melalui Pemda Kota Bekasi, Pemprov Jawa Barat ataupun Pemerintah Pusat. 

"Kami hanya dapat informasi dari petugas lapangan jalan Tol Becakayu yang tiba-tiba datang mau mematok lahan Islamic Centre. Jelas kami keberatan dan menolak dengan tegas rencana tersebut," kata Paray Said, ketika itu.

Wikanda menambahkan, pihak Islamic Centre sendiri saat itu -- hingga kini belum juga rampung -- juga tengah membangun mesjid baru sebagai perluasan gedung lama di atas di lahan tersebut. 

Kini sudah mencapai 75 persen dan sudah pernah dikunjungi Wakil Gubernur Jawa Barat, ketika itu dijabat Deddy Mizwar. 

"Jika rencana jalan tol Becakayu melintasi lahan Islamic Centre, jelas akan menyebabkan bangunan lain tergusur dan hilang. Tidak mungkinlah Islamic berada di bawah jembatan tol layang," kata Wikanda.

Sebagai solusi, pihak Islamic Centre mengusulkan 4 solusi agar pembangunan jalan tol Becakayu dialihkan ke tempat lain.

Yakni ke kawasan Sun-City, atau sebelah selatan saluran (kali), atau diluruskan melalui Kalimalang dari Jalan KH Noor Alie ke Jalan Hasibuan, atau berhenti di Metropolitan Mal.

Sejak keberatan dan penolakan ini disampaikan pengelola Islamic Centre Bekasi, belum ada respon dari pihak terkait.

Misalnya, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maupun dari Waskita Karya sebagai pelaksana Proyek jalan tol Becakayu. 

Termasuk juga belum ada komunikasi dari Pemkot Bekasi dan Pemprov Jawa Barat. 

"Kami sudah menyurat kepada Kementerian PUPR, mudah-mudahan direspon penolakan dan keberatan kami ini," kata Paray Said.

Ketika suatu pagi saya lewat lagi di belakang Islamic Centre Bekasi, mau menghadiri  sidang di Pengadilan Agama Kota Bekasi searah dengan Islamic Center, saya melintas di bawah jalan Tol Layang Becakayu yang menyita sebagian tanah Islamic tersebut.

Jadi ingat lagi waktu pihak Islamic, menggelar jumpa pers dan menyatakan protes kepada pihak Tol Becakkayu karena dianggap tidak koordinasi hehehe....

Sudah sejauh mana itu kasusnya? Apa sudah damai atau ada kompensasi dari Tol Layang Becakayu? Bagaimana bentuk penyelesaiannya? (Hahaha.....udah kayak wartawan saja pertanyaannya 🥱)

Salah seorang pengurus menjawab pertanyaan saya melalui pesan What's app. Katanya, "Ganti rugi tanahnya tidak jelas. Dihandle pemerintah kota. Bangunan yang terdampak diganti. Begitu," katanya.

Kapan itu dilakukan penggantian bangunan yang berdampak? "Sudah lama ketika proyek baru dimulai. Tahun berapa tuh ya?".

Oh begitu ya? "Iya begitu," balas sumber saya melalui pesan What's App. Sesederhana itu ya. Oke deh. 

Demikian kisah Bang Nur Terbit kali ini tentang keberadaan Jalan Tol Layang Becakayu yang megah itu. Semoga bermanfaat.

Salam: Nur Terbit

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun