Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Anak] Arwina, Pahlawan Cilik Peduli Sampah

2 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 2 Mei 2023   11:10 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto dokumentasi Pemdes Kalisidi diambil dari kompas.com

Pagi ini, aku, Eliza, dan teman sekelas yang lain, belajar mata pelajaran Tematik, lalu dilanjutkan dengan pelajaran Arab Melayu. Hampir tiga jam kami mempelajari materi dari dua pelajaran tersebut.

"Akhirnya istirahat juga!" pekik Eliza gembira saat bel istirahat pertama berbunyi. Aku dan dia lalu berlari-lari kecil menuju kantin. Saat sedang mengantre membayar makanan yang dibeli, aku melihat ada beberapa murid yang membuang kemasan bekas makanan begitu saja usai mereka mengudap semua isinya. Padahal di dinding kantin jelas-jelas tercantum tulisan "Jangan Membuang Sampah Sembarangan" besar-besar.

Awalnya, aku ingin menegur mereka. Namun, pasti tidak akan mempan. Apalagi sepertinya mereka adalah kakak-kakak kelas.

Akhirnya usai membayar dan mengudap makanan yang aku beli, aku bergegas memungut sampah-sampah yang dibuang mereka, lalu membuangnya ke tong sampah.

***

Hari ini aku datang ke sekolah seperti biasa. Pukul 07.00 baru sampai. Saat tiba di gerbang sekolah, aneka sampah-sampah plastik menyambut seperti kemarin. Botol-botol bekas air minum kemasan, sampah-sampah plastik.

Tanpa menyimpan tas terlebih dahulu seperti kemarin, aku langsung memunguti sampah-sampah tersebut dan membuangnya ke tong sampah. Kali ini, karena waktu yang sangat terbatas, aku hanya mencoba memunguti sampah-sampah plastik yang berukuran besar.

Saat aku sedang memunguti sampah-sampah tersebut, terdengar pengumuman dengan menggunakan pengeras suara dari kantor guru. Seluruh siswa kelas 1 hingga 6 diminta untuk berkumpul di lapangan.

Ternyata seluruh siswa diminta untuk memunguti sampah-sampah yang berserakan di halaman sekolah. Tidak hanya di halaman depan, tetapi juga di halaman samping dan belakang.

Pak Umar, si penjaga sekolah, ternyata sedang sakit. Sehingga, tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk sementara waktu. Itu makanya, banyak sampah yang berserakan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun