Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Anak] Arwina, Pahlawan Cilik Peduli Sampah

2 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 2 Mei 2023   11:10 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto dokumentasi Pemdes Kalisidi diambil dari kompas.com

Ternyata orang yang memanggilku adalah Eliza. Teman sebangkuku.

"Win, lagi mungutin sampah lagi? Aku bantu pungutin juga ya," ujar Eliza seraya ikut membantu memunguti sampah-sampah yang berserak dan memasukannya ke dalam tong sampah. Sebelumnya, ia memendekan sling bag yang dibawa agar tidak kotor menyentuh tanah.

"Liz, kok halaman sekolahnya kotor banget begini ya? Biasanya tidak separah ini," ucapku sambil terus memunguti sampah-sampah plastik.

"Biasa itu. Sore setelah pulang sekolah kan banyak siswa yang jajan sambil nunggu dijemput pulang, biasanya sampahnya mereka buang begitu saja. Apalagi sore-sore begitu jarang ada guru yang mengawasi," jelas Eliza.

Aku mengangguk-angguk.

"Nah, biasanya jam segini sampahnya sudah disapu oleh Pak Umar, tapi enggak tahu kenapa kok sedari tadi Pak Umar tidak kelihatan ya," lanjut Eliza.

Ooo.. pantas setiap kali aku sampai sekolah, halamannya sudah bersih. Aku biasanya datang ke sekolah sekitar pukul 07.00. Pulang pun selalu tepat waktu. Sebab, sebelum bel berbunyi, ayah biasanya sudah stand by di depan gerbang sekolah untuk menjemput. Jadi tidak tahu kalau sehabis bel pulang banyak siswa yang hobi jajan dan membuang sampah sembarangan.

Lebih dari 15 menit aku dan Eliza memunguti sampah-sampah tersebut. Beberapa siswa yang datang, ada yang ikut membantu memunguti sampah-sampah tersebut. Namun, ada juga yang malah mengucapkan kata-kata sinis. Termasuk beberapa teman sekelas aku dan Eliza.

"Ah... sok rajin!"

 "Ngapain dibersihin? Nanti juga kotor lagi!"

Aku, Eliza, dan beberapa teman sekolah yang memunguti sampah yang berserak tidak memedulikan perkataan mereka. Setelah selesai membuang sampah-sampah tersebut ke dalam tong sampah, kami lalu mencuci tangan dengan sabun yang selalu tersedia di wastafel di beberapa sudut sekolah. Setelah itu, kami masuk ke kelas masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun