Mohon tunggu...
Cornelia MariaRadita
Cornelia MariaRadita Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Mahasiswa

Selamat Membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gundala, "Manusia Harus Perjuangkan Keadilan"

24 September 2020   18:34 Diperbarui: 2 Oktober 2020   15:29 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu, dalam film Gundala kritik sosial apa saja sih yang ingin disampaikan? Yuk langsung saja kita simak ke pembahasan berikut!

- Kurangnya kesejahteraan dan ketidakadilan kaum kecil

source: svarga news
source: svarga news

Adegan pembukaan pada film Gundala (2019) sudah menunjukkan hal tersebut. Kilas balik masa kecil Sancaka, di mana ayah dan teman-temannya yang bekerja sebagai buruh di suatu perusahaan tidak mendapatkan gaji yang layak, hingga melakukan aksi protes.

Aksi protes bukan semata-mata dilakukan untuk mencari masalah, namun untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi para buruh pekerja. “Kalau kita tidak memperjuangkan keadilan, itu namanya kita bukan manusia lagi”, kutipan dari ayah Sancaka memberikan petunjuk bahwa manusia dari golongan manapun layak mendapat keadilan.

Naas, rekan kerja ayah Sancaka dibutakan oleh janji pemberian uang yang akan diberikan pemilik perusahaan, dengan syarat menjebak dan membunuh ayah Sancaka yang merupakan pentolan dalam aksi protes tersebut.

source: kincir.com
source: kincir.com

Kehidupan keluarga Sancaka menjadi semakin rumit, kesejahteraan hidup seolah semakin jauh dari keluarga mereka. Ketidakadilan akan hidup terlihat jelas, di mana bahkan nyawa menjadi taruhan. Kaum kecil semakin ditindas oleh mereka yang berkuasa.

Adegan ini menggambarkan kehidupan di negeri kita, di mana kesejahteraan para pekerja belum merata. Kaum kecil dengan mudahnya dikalahkan oleh mereka yang berkuasa, dan di sini terlihat bahwa uang adalah segalanya.

- Penguasa menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisi

Ambisi untuk dihormati ditampilkan dalam film ini ketika Pengkor merasa tersinggung karena uluran tangannya ditolak oleh seorang Legislatif muda, sebab latar belakang Pengkor yang seorang mafia ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun